PT Freeport Indonesia (PTFI) melihat besarnya peluang dalam pengembangan industri kendaraan listrik yang sedang digenjot oleh pemerintah. Diketahui bahwa tembaga menjadi salah satu komponen penting dalam pembuatan kendaraan listrik. Itu sejalan dengan produk tambang yang dihasilkan oleh PTFI, yakni tembaga.
"Kami melihatnya itu opportunity-nya (peluangnya) besar sekali. Pertama, karena kita (Indonesia) memiliki sumber daya alam yang sangat mendukung penggunaan mobil listrik," kata Presiden Direktur PTFI Tony Wenas kepada detikcom kemarin Kamis (4/11/2021).
Indonesia sendiri mempunyai cadangan nikel yang melimpah yang bisa menghasilkan baterai mobil listrik. Selain nikel, cadangan tembaga di Indonesia juga sangat banyak yang dapat digunakan untuk membuat suku cadang kendaraan listrik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan bahwa mobil listrik menggunakan tembaga empat kali lebih banyak dibandingkan kendaraan konvensional. Oleh karena itu dukungan pasokan tembaga menjadi salah satu perhatian PTFI.
"Kita juga punya tembaga yang banyak, dan itu akan attached (melekat) dengan penggunaan mobil listrik, yaitu cabling-nya (instalasi kabel) akan lebih banyak untuk mobil listrik sehingga dengan beberapa mineral lainnya juga akan sangat mendukung untuk dibangunnya satu industri mobil listrik di Indonesia. Jadi ini peluang yang besar sekali," jelas Tony.
Dia menjelaskan, PT Smelting, smelter pertama milik PTFI mampu memurnikan dan mengolah 1 juta ton konsentrat tembaga menjadi 300 ribu ton katoda tembaga setiap tahunnya. Selanjutnya, smelter yang pembangunannya diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 12 Oktober 2021, dijelaskan Tony akan memberikan tambahan 600 ribu ton katoda tembaga.
"Ini jumlahnya sangat banyak dan harapannya adalah industri hilirnya, pabrik kabel dan lain sebagainya itu bisa ikut tumbuh untuk mendukung juga rencana pemerintah untuk membuat mobil listrik dan juga baterainya di dalam negeri," tambahnya.