Selama dua bulan beroperasi, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) menyumbangkan penerimaan negara sekitar Rp 2,1 triliun melalui penjualan minyak mentah bagian negara. Selain itu, PHR membayarkan pajak sekitar Rp 607,5 miliar, termasuk pajak ke daerah, sehingga total kontribusi PHR terhadap negara sekitar Rp 2,7 triliun.
"Kontribusi ini merupakan salah satu bukti nyata bagaimana kehadiran kegiatan usaha hulu migas, dalam hal ini operasi PHR, memberikan manfaat secara langsung bagi negara dan daerah. WK Rokan merupakan aset strategis nasional yang harus didukung kelancaran operasionalnya oleh seluruh pemangku kepentingan," ujar Direktur Utama PHR Jaffee A. Suardin dalam keterangan tertulis, Jumat (5/11/2021).
Jaffee menyatakan kehadiran operasi PHR juga memberikan multiplier effect lainnya seperti pemenuhan kebutuhan energi nasional, penciptaan lapangan kerja, peluang bisnis bagi pengusaha lokal maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat. Ia mengulas operasional wilayah kerja Blok Rokan saat ini didukung oleh lebih dari 25.000 pekerja, di mana sebagian besar di antaranya merupakan warga lokal Riau.
Kehadiran PHR, kata Jafee, membuat peluang bisnis dan kerja bagi masyarakat lokal menjadi lebih terbuka, serta nilai investasi di Riau pun meningkat. Ia mengungkapkan PHR telah berdiskusi dan berkoordinasi dengan Pemprov Riau terkait potensi tambahan pajak bagi daerah. Salah satunya dipicu perubahan skema kontrak bagi hasil, dari sebelumnya menggunakan skema cost recovery menjadi gross split.
"Karena itu, ke depan PHR optimistis dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terkait penerimaan negara dan daerah dari kegiatan hulu migas di WK Rokan," tutur Jaffee.
Jafee menguraikan intensitas kegiatan operasi PHR di wilayah kerja Blok Rokan meningkat seiring target 161 sumur tajak untuk periode sejak alih kelola pada 9 Agustus lalu hingga akhir tahun ini. Hingga saat ini PHR telah mengebor lebih dari 79 sumur dengan mengoperasikan 16 rig. Jumlah rig akan terus ditambah untuk mendukung upaya pencapaian target jumlah sumur tajak yang ingin dicapai. Tahun depan, lanjutnya, PHT menargetkan 500 sumur tajak.
"WK Rokan merupakan salah satu tulang punggung upaya pencapaian target produksi nasional minyak 1 juta barel per hari (bph) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (bscfd) pada 2030. Produksi WK Rokan menyumbangkan hampir 25 persen produksi minyak nasional," pungkas Jaffee.
(akd/hns)