Duh, Asia Pasifik Sumbang Emisi Karbon Terbesar Dunia

Duh, Asia Pasifik Sumbang Emisi Karbon Terbesar Dunia

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 08 Nov 2021 19:45 WIB
A flare burns excess methane, or natural gas, from crude oil production at a well pad in Watford City, N.D., Aug. 26, 2021. Global carbon pollution this year has bounced back to almost 2019 levels, after a drop thanks to the pandemic lockdown. (AP Photo/Matthew Brown)
Foto: AP/Matthew Brown
Jakarta -

Kawasan Asia Pasifik jadi penghasil karbon terbesar di dunia. Sederet negara pengkonsumsi energi fosil besar hidup di kawasan ini.

Para ahli menilai sekuat apapun upaya masyarakat global memerangi perubahan iklim, semuanya akan bergantung pada negara-negara Asia. Negara-negara Asia dinilai harus segera mengurangi ketergantungan pada batu bara.

Dilansir dari CNBC, Senin (8/11/2021), wilayah Asia Pasifik menyumbang 52% dari emisi karbon dioksida global tahun lalu. Paling besar, China menyumbang 59% dari emisi kawasan, sementara India menyumbang 13,7%. Dua negara ini menjadi negara terbesar penghasil karbon di Asia Pasifik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perpindahan penggunaan energi terbarukan dinilai bakal memakan banyak waktu. Apalagi, saat ini batu bara sendiri menyumbang lebih dari seperempat konsumsi energi primer dunia. Energi primer mengacu pada energi dalam bentuk aslinya, seperti batu bara dan minyak.

Sekitar 47,8% dari energi yang dikonsumsi di Kawasan Asia Pasifik tahun lalu berasal dari batu bara. Persentase konsumsi batu bara itu adalah yang tertinggi di antara kelompok geografis lainnya, seperti Afrika, Eropa, dan Amerika Utara. Di Asia-Pasifik, batu bara menghasilkan lebih dari setengah energi yang dikonsumsi di China dan India tahun lalu.

ADVERTISEMENT

"Perpindahan kawasan dari bahan bakar fosil menuju sumber terbarukan tetap terlalu lambat. Sebagian besar harus berasal dari kebijakan pemerintah. Sementara itu, target bersih nol karbon datang dengan cepat, tapi hampir semua negara Asia kekurangan rincian tentang bagaimana hal ini akan dicapai," ungkap Gavin Thompson, wakil ketua Asia-Pasifik di konsultan energi Wood Mackenzie.

Meski begitu, negara-negara besar di Asia telah mengumumkan janji mereka mengurangi emisi karbon. Misalnya China, yang mengatakan emisi karbonnya akan mencapai puncaknya pada tahun 2030 sebelum menjadi netral karbon pada tahun 2060. China juga berjanji untuk berhenti membangun pembangkit listrik tenaga batu bara di luar negeri.

Ada juga India, yang menargetkan untuk mencapai emisi karbon nol bersih pada tahun 2070. Kemudian Jepang juga berjanji untuk menjadi netral karbon pada tahun 2050.

Lanjutkan membaca ==>

Indonesia tak mau ketinggalan, sebagai negara pengekspor batu bara terbesar di dunia, Indonesia justru bertujuan untuk memenuhi 23% kebutuhan energinya dengan sumber daya terbarukan pada tahun 2025. Target besar juga ditetapkan untuk mencapai emisi karbon nol bersih pada tahun 2060.

Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati mengatakan kombinasi perpajakan dan subsidi akan diperlukan untuk membantu perusahaan batu bara secara bertahap beralih ke industri yang lebih hijau.

"Kami tidak ingin membunuh bisnis, kami ingin memiliki transisi yang terjangkau dan adil," kata Sri Mulyani.

Di sisi lain, India pernah berpendapat bahwa negara-negara berkembang sebetulnya hanya berkontribusi sedikit terhadap emisi karbon di masa lalu dibandingkan dengan negara-negara maju. Maka dari itu, India mendesak negara-negara maju untuk memainkan peran yang lebih besar.

Sementara itu, China selaku penghasil karbon dioksida terbesar di dunia juga telah meminta negara-negara maju untuk membantu rekan-rekan mereka yang sedang berkembang berbuat lebih banyak.


Hide Ads