Kebakaran pada tangki di Kilang Cilacap milik PT Pertamina (Persero) menjadi sorotan banyak pihak. Salah satunya, anggota Komisi VI DPR RI.
Anggota Komisi VI Mufti Anam, mengatakan, Pertamina harus melakukan evaluasi total atas kinerjanya dalam melakukan mitigasi terhadap risiko operasional yang bisa merugikan perusahaan, lingkungan, dan masyarakat.
"Perlu dicatat ini bukan pertama kalinya terjadi insiden di lingkungan kerja Pertamina. Sudah berulang kali terjadi. Harus diusut tuntas agar tidak terjadi di kemudian hari," ujar Mufti dalam keterangannya, Minggu (14/11/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan catatannya, bukan pertama kali kebakaran di kilang Pertamina Cilacap terjadi. Pada Juni lalu, kebakaran juga terjadi di area pertangkian Pertamina Cilacap, yang diduga membuat air sumur warga berwarna hitam.
Sebelumnya, ada juga insiden tumpahan minyak Blok ONWJ (Offshore North West Java) pada April lalu yang telah mengganggu ekonomi nelayan. Lalu, ada kebakaran di Kilang Balongan pada Maret 2021 yang membuat sekitar 1.000 warga dievakuasi.
"Itu baru yang terjadi tak lama ini, belum tahun-tahun sebelumnya. Harus ada audit total, evaluasi total," tegasnya.
Mufti menegaskan, kasus-kasus kelalaian semacam itu menunjukkan bahwa Pertamina abai terhadap manajemen risiko.
"Abai pada langkah pemeliharaan aset vital, abai memastikan SDM prima sehingga tidak ada potensi human error, dan abai pada standar operasi secara aman," jelasnya.
(acd/dna)