Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan indikator utama adanya kasus korban meninggal saat banjir bukan air, tetapi karena sengatan listrik. Hal inilah yang akhirnya membuat PLN terpaksa memadamkan listrik untuk sementara saat banjir melanda.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya, Doddy B. Pangaribuan mengatakan hal ini demi keselamatan jiwa manusia yang paling utama.
"Bahaya yang bisa terjadi yaitu tersengat aliran listrik karena air merupakan salah satu konduktor listrik yang bisa mengalirkan aliran listrik ke tubuh manusia. Beberapa kondisi yang menyebabkan PLN terpaksa memadamkan listrik yaitu rumah warga kebanjiran, aset PLN kebanjiran, atau rumah warga dan aset PLN kebanjiran," katanya dalam keterangan pers, Senin (15/11/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Doddy mengimbau hal pertama yang harus dilakukan masyarakat saat banjir untuk menghindari bahaya tersengat aliran listrik yaitu mematikan listrik dari Meter Circuit Breaker (MCB) di kWh meter. Selanjutnya cabut seluruh peralatan listrik yang masih menancap dan naikkan alat elektronik ke tempat yang lebih aman.
"Masyarakat bisa menghubungi PLN melalui aplikasi PLN Mobile, Contact Center 123, atau datang langsung ke kantor wilayah terdekat untuk meminta petugas memadamkan aliran listrik di wilayah tersebut melalui gardu distribusi," katanya.
Setelah banjir surut, masyarakat bisa membersihkan rumah, peralatan elektronik, termasuk instalasi listrik sampai kering. Penormalan listrik oleh PLN akan dilakukan apabila instalasi listrik PLN maupun warga sudah dalam kondisi kering dan siap dialiri listrik.
Penyalaan listrik kembali pasca banjir akan dilakukan dengan didahului oleh penandatanganan berita acara disaksikan oleh Ketua RT/RW atau tokoh masyarakat setempat.
"Kami juga menghimbau apabila datang hujan, jangan berteduh di dekat instalasi kelistrikan seperti tiang listrik, gardu listrik, maupun tiang lampu penerangan jalan untuk menghindari bahaya tersengat arus listrik," ungkap Doddy.