Anies Sebut Banjir Bikin Rawan Sengatan Listrik, Ini Imbauan PLN

Anies Sebut Banjir Bikin Rawan Sengatan Listrik, Ini Imbauan PLN

Aulia Damayanti - detikFinance
Senin, 15 Nov 2021 17:07 WIB
2356 Personel PLN Jakarta Siaga Kelistrikan Saat Musim Hujan
Foto: Dok. PLN
Jakarta -

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan indikator utama adanya kasus korban meninggal saat banjir bukan air, tetapi karena sengatan listrik. Hal inilah yang akhirnya membuat PLN terpaksa memadamkan listrik untuk sementara saat banjir melanda.

General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya, Doddy B. Pangaribuan mengatakan hal ini demi keselamatan jiwa manusia yang paling utama.

"Bahaya yang bisa terjadi yaitu tersengat aliran listrik karena air merupakan salah satu konduktor listrik yang bisa mengalirkan aliran listrik ke tubuh manusia. Beberapa kondisi yang menyebabkan PLN terpaksa memadamkan listrik yaitu rumah warga kebanjiran, aset PLN kebanjiran, atau rumah warga dan aset PLN kebanjiran," katanya dalam keterangan pers, Senin (15/11/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Doddy mengimbau hal pertama yang harus dilakukan masyarakat saat banjir untuk menghindari bahaya tersengat aliran listrik yaitu mematikan listrik dari Meter Circuit Breaker (MCB) di kWh meter. Selanjutnya cabut seluruh peralatan listrik yang masih menancap dan naikkan alat elektronik ke tempat yang lebih aman.

"Masyarakat bisa menghubungi PLN melalui aplikasi PLN Mobile, Contact Center 123, atau datang langsung ke kantor wilayah terdekat untuk meminta petugas memadamkan aliran listrik di wilayah tersebut melalui gardu distribusi," katanya.

ADVERTISEMENT

Setelah banjir surut, masyarakat bisa membersihkan rumah, peralatan elektronik, termasuk instalasi listrik sampai kering. Penormalan listrik oleh PLN akan dilakukan apabila instalasi listrik PLN maupun warga sudah dalam kondisi kering dan siap dialiri listrik.

Penyalaan listrik kembali pasca banjir akan dilakukan dengan didahului oleh penandatanganan berita acara disaksikan oleh Ketua RT/RW atau tokoh masyarakat setempat.

"Kami juga menghimbau apabila datang hujan, jangan berteduh di dekat instalasi kelistrikan seperti tiang listrik, gardu listrik, maupun tiang lampu penerangan jalan untuk menghindari bahaya tersengat arus listrik," ungkap Doddy.

Masyarakat juga perlu menggunakan alat pengaman diri seperti sepatu boots yang kedap air apabila melewati genangan air untuk menghindari resiko terkena pecahan kaca, paku, bakteri, maupun arus listrik bocor.

"Arus listrik bocor bisa saja terjadi disebabkan oleh gesekan kabel PLN dengan kabel lain yang dipasang tidak sesuai aturan atau bahkan tidak berizin di tiang PLN. Selain itu masyarakat yang mengambil listrik langsung dari tiang juga sangat berbahaya karena kabelnya tidak standar dan sangat berpotensi menimbulkan arus bocor, lalu tiangnya bisa bertegangan listrik dan kalo banjir itu air di sekitarnya bisa ada aliran listriknya, sangat berbahaya," tegas Doddy.

Secara rutin PLN telah melakukan inspeksi terhadap tiang-tiang dan kabel untuk memastikan penyaluran energi listrik ke masyarakat dalam kondisi normal dan aman. Masyarakat bisa melaporkan ke PLN apabila menjumpai tiang dan kabel listrik yang membahayakan.

Pihaknya juga mengatakan beberapa upaya yang sudah dilaksanakan dalam menghadapi musim hujan, antara lain pemeliharaan terhadap gardu distribusi listrik pemasok rumah pompa di tempat-tempat penting, meninggikan gardu distribusi listrik di daerah rawan banjir, serta melakukan inspeksi dan pemeliharaan terhadap kabel serta tiang listrik tegangan rendah.

Apabila terjadi anomali, akan segera dilakukan perbaikan. Perlengkapan pendukung seperti perahu karet dan genset juga telah disiapkan.

PLN UID Jakarta Raya juga melengkapi beberapa rumah pompa dengan Automatic Change Over (ACO) sehingga apabila pasokan utama ke rumah pompa mengalami gangguan, maka pasokan listriknya akan otomatis berpindah ke pasokan cadangan sehingga rumah pompa akan tetap bisa beroperasi sebagaimana mestinya.

(eds/eds)

Hide Ads