Perusahaan minyak Royal Dutch Shell telah mengumumkan rencananya untuk memindahkan kantor pusat perusahaan tersebut ke Inggris. Rencana pemindahan ini dilakukan sebagai bagian dari penyederhanaan struktur perusahaan.
Sebagai informasi, struktur Royal Dutch Shell cukup rumit. Perusahaan minyak tersebut saat ini terdaftar di bursa saham Inggris, tetapi kantor pusatnya berada di Belanda.
Hal ini menyebabkan adanya dua jenis saham yang berbeda (secara efektif saham Belanda dan saham Inggris), dan ini mempengaruhi cara pembayaran kepada pemegang saham dikenai pajak. Oleh sebab itulah perusahaan minyak tersebut mengajukan proposal pemindahan kantor pusat ke Inggris
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melansir dari BBC, Selasa (16/11/2021), rencananya raksasa minyak tersebut akan melakukan voting (meminta suara) dari para pemegang sahamnya terkait pelaksanaan pemindahan kantor pusat tersebut. Dikabarkan para pemegang saham akan memberikan suaranya terkait proposal tersebut pada rapat yang akan diadakan 10 Desember mendatang.
Selain rencana pemindahan kantor pusat, dikabarkan juga kalau CEO Shell, Ben van Beurden, akan ikut pindah ke Inggris. Tidak hanya Beurden, Chief financial officer perusahaan, Jessica Uhl, juga akan pindah ke Inggris bersama dengan tujuh karyawan senior lainnya.
Menanggapi hal ini, Sekretaris Bisnis dan Energi Inggris, Kwasi Kwarteng, menyambut baik pengumuman Shell tersebut. "Mosi percaya yang jelas terhadap ekonomi Inggris," kata Kwarteng melalui akun twitternya.
Namun di sisi lain, Pemerintah Belanda mengaku sangat terkejut dengan langkah Shell ini.
Bahkan menurut laporan di surat kabar Financial Times, saat ini pejabat pemerintah Belanda sedang berusaha keras untuk menghapus pajak pemotongan 15% yang dibebankan pada dividen, yang sebelumnya digambarkan Shell sebagai masalah.
"Kami sedang berdialog dengan manajemen Shell mengenai konsekuensi dari rencana pekerjaan ini, keputusan investasi penting, dan keberlanjutan," kata Stef Blok, Menteri Urusan Ekonomi dan Iklim Belanda.