Sebagai contoh di Weda Bay, untuk bisa bekerja di control room yang ada di smelter tak ada tenaga kerja lokal yang memiliki keterampilan. Sejauh ini kebanyakan tenaga kerja lokal berlatar belakang pendidikan sejarah, hukum, bahkan perawat.
Butuh pelatihan lebih lanjut bila mau bekerja di smelter. Maka dari itu TKA digunakan untuk sementara waktu. Prinsipnya menurut Luhut ada pertukaran teknologi dengan adanya tenaga kerja asing.
"Coba di control room seperti Weda Bay, itu kan harus pekerjanya di-train. Karena kebanyakan ini dasar pendidikannya sejarah, hukum, perawat," ungkap Luhut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bicara soal keterampilan dan teknologi, Luhut bilang, sudah ada program pertukaran teknologi dengan China. Misalnya saja di Morowali, talenta lokal dikirim ke China untuk dilatih. Harapannya, saat kembali ke Indonesia sudah memiliki keterampilan yang mumpuni.
"Teknologi ini anak muda kita kirim Tiongkok selama dua tahun, kita bicara metodologi, recycling, itu ada di Morowali. Tim saya akan ke sana besok melihat mereka apa yang didapat untuk jadi sebuah technology transfer," kata Luhut.
Simak Video "Di Aturan Baru, Posisi untuk Pekerja Asing Makin Banyak"
[Gambas:Video 20detik]
(hal/ara)