Sederet Respons Ahok soal Kebakaran Kilang Pertamina Berkali-kali

Sederet Respons Ahok soal Kebakaran Kilang Pertamina Berkali-kali

Siti Fatimah - detikFinance
Rabu, 17 Nov 2021 14:30 WIB
Ahok kunjungi proyek kilang Balikpapan
Sederet Respons Ahok soal Kebakaran Kilang Pertamina Berkali-kali
Jakarta -

Kasus kebakaran tangki di kilang Pertamina sudah berulang kali terjadi. Hal itu menyita perhatian publik hingga muncul spekulasi adanya sabotase dan tindakan kesengajaan.

Sepanjang 2021, tercatat ada 3 kali kebakaran tangki terjadi di lingkup kilang minyak Pertamina. Peristiwa pertama pada Akhir Maret 2021, di mana kebakaran terjadi di kilang minyak PT Pertamina RU VI Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Kemudian pada 11 Juni 2021, Kilang Cilacap dengan tangki berisi benzene pun pudes terbakar. Terakhir, pada 13 November 2021, kebakaran kembali menghanguskan 31 ribu kiloleter Pertalite di kawasan kilang Pertamina di Cilacap.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok pun akhirnya buka suara. Dia mengatakan, untuk menjawab terkait dugaan sabotase, ia meminta agar polisi mengusut tuntas kasus ini.

"Harus pembuktian dari kepolisian," kata Ahok, Selasa (16/11) dikutip Rabu (17/11/2021).

ADVERTISEMENT

Ahok mengatakan, pendapatnya terkait kasus ini sudah disampaikan ke kalangan internal Pertamina. Minggu depan, kata dia, Pertamina akan menyampaikan jawaban atas dugaan-dugaan terkait penyebab kebakaran ini, termasuk adanya sabotase.

"Minggu depan pihak manajemen akan sampaikan jawaban atas dugaan dugaan kami," ujar Ahok.

"Pertanyaannya ke teknis, kenapa tanki bisa kesambar petir dengan sistem antipetir dan tangki yang udah jelas diaudit berfungsi baik dengan bahan tangki baja tebal dan double dinding," sambungnya.

Sebelumnya, dia juga mengakui bahwa kebakaran ini sering terjadi dan menegaskan agar penyebabnya dipastikan. "Hati-hati, dan pastikan penyebabnya, karena sudah sering terulang yang sama," kata Ahok kepada detikcom, Sabtu (13/11/2021).

Ahok juga sempat menuturkan, dugaan sementara penyebab kebakaran tersebut karena tersambar petir. "Penyebab kebakaran sementara belum dapat dipastikan penyebabnya. Pada saat kejadian hujan lebat diikuti dengan petir yang keras," demikian keterangan Ahok dari jajarannya.

Dalam pemberitaan detikcom, sebelum kasus kebakaran Kilang di Cilacap, Ahok berbicara bahwa kebakaran di Kilang Balongan terjadi karena adanya tangki yang bocor dan bersamaan cuaca sedang hujan deras dan petir. Namun menurutnya, masih ada teka-teki yang belum terungkap.

"Yang pasti tangki bocor. Yang belum terjawab kenapa bocor pengamanan terlambat," ujar Ahok dikutip dari CNNIndonesia.com, Jumat (2/4/2021).

Kemudian, tak lama kebakaran di Kilang Balongan, menyusul Kilang Cilacap berisi benzene pun terbakar pada 11 Juni 2021 lalu. Pada kesempatan itu, Ahok juga mengatakan, harus ada pengusutan tuntas.

"Saya hanya minta dipastikan tidak terjadi kelalaian dengan pembiaran meluapnya muatan tangki. Jangan mirip adanya dugaan seperti itu di kejadian Balongan. Perwira yang bertugas di control room harus diketahui siapa mereka," kata Ahok, Sabtu (12/6/2021).

Atas rentetan dua peristiwa tersebut, saat itu Ahok meminta agar pihak yang bertanggung jawab dipecat. "Iya (saya menyarankan dilakukan pemecatan). Sudah sampaikan ke dirut. Silahkan ke manajemen karena yang eksekusi di direksi bukan Dekom (dewan komisaris)," kata Ahok pada Kamis (17/6/2021).

Sekedar informasi, isu mengenai adanya dugaan sabotase disampaikan oleh Anggota Komisi VI DPR Fraksi PDIP, Adian Napitupulu. Menurutnya, jika sambaran petir menjadi alasan penyebab kebakaran, berarti Pertamina dan semua pihak tidak pernah belajar dari peristiwa-peristiwa sebelumnya.

"Pertama kita tidak belajar dari peristiwa serupa di masa lalu yang terjadi berkali-kali atau kita sedemikian bodohnya sehingga tidak mampu mengantisipasi dengan membuat penangkal petir yang lebih baik," ucapnya, Selasa (16/11) kemarin.

Dia mengatakan, ada beberapa kemungkinan selain petir yang bisa menyebabkan kebakaran, yaitu human error dan sabotase. Dia menduga kuat adanya sabotase lantaran BBM merupakan sektor penting bagi kehidupan rakyat dan negara.

"Mulai dari petir, human error, ataupun sabotase untuk beragam kepentingan. Kenapa sabotase bisa menjadi kemungkinan? Karena besarnya kepentingan terhadap BBM bagi semua sektor kehidupan rakyat dan negara. BBM penting bukan saja bagi petani tapi juga bagi buruh hingga polisi dan tentara. Itu sebabnya kilang minyak masuk dalam kategori objek vital negara," ujarnya.


Hide Ads