Rogoh Rp 56 T, Bill Gates Mau Bangun PLTN Pakai Teknologi 'Garam'

Rogoh Rp 56 T, Bill Gates Mau Bangun PLTN Pakai Teknologi 'Garam'

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 18 Nov 2021 22:35 WIB
FILE - In this Feb. 9, 2019, file photo, Bill Gates, chairman of the Bill & Melinda Gates Foundation, attends the Africa Leadership Meeting - Investing in Health Outcomes held at a hotel in Addis Ababa, Ethiopia. Leaders of the Gates and Rockefeller Foundations β€” grant makers that have committed billions of dollars to fight the coronavirus β€” are warning that without larger government and philanthropic investments in the manufacture and delivery of vaccines to people in poor nations, the pandemic could set back global progress on education, public health, and gender equality for years. (AP Photo/Samuel Habtab, File)
Foto: DW (SoftNews): Rencana Pembangkit Nuklir Milik Bill Gates
Jakarta -

Perusahaan besutan Bill Gates, TerraPower berencana membangun pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Lokasi proyek tersebut di wilayah Kemmerer, Wyoming, Amerika Serikat (AS).

Wilayah ini akan menjadi tempat pembuatan reaktor pertama milik TerraPower. Pembangkit itu rencananya dapat membantu kelistrikan AS pada 2028 mendatang.

"Pembangunan pabrik akan menjadi ladang pekerjaan di wilayah Kemmerer. Ada 2.000 pekerjaan baru dibutuhkan pada saat puncaknya," kata CEO TerraPower Chris Levesque dilansir dari CNBC, Kamis (18/11/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perubahan penggunaan energi ramah lingkungan akan sangat terlihat di wilayah ini. Sejauh ini wilayah tersebut dikenal sebagai pusat industri batu bara dan gas.

Saat ini pembangkit listrik lokal, tambang batu bara, dan pabrik pemrosesan gas alam menyediakan lebih dari 400 pekerjaan. Jumlah yang cukup besar untuk wilayah yang hanya memiliki sekitar 3.000 penduduk tersebut.

ADVERTISEMENT

TerraPower memilih lokasi ini karena masalah faktor geologis dan teknis. Seperti kondisi seismik dan tanah, serta dukungan masyarakat.

Setelah dibangun, pembangkit tersebut akan menyediakan beban dasar sebesar 345 megawatt, dengan potensi untuk meningkatkan kapasitasnya menjadi 500 megawatt. Setelah dibangun, pembangkit tersebut harus menyediakan listrik selama 60 tahun.

Pembangkit listrik tersebut dibangun memakai teknologi 'garam'. Langsung klik halaman berikutnya.

Pembangunan pembangkit tersebut akan menelan biaya sekitar US$ 4 miliar atau sekitar Rp 56 triliun (dalam kurs Rp 14.200). Setengah dari modal investasi itu berasal dari TerraPower dan setengahnya lagi menggunakan biaya Program Demonstrasi Reaktor Tingkat Lanjut Departemen Energi AS.

"Ini adalah hibah pemerintah yang sangat serius. Ini perlu, saya harus menyebutkan, karena pemerintah AS dan industri nuklir AS tertinggal," kata Levesque.

Reaktor TerraPower berbeda dengan reaktor nuklir lainnya. Reaktor di Kemmerer ini akan menjadi yang pertama menggunakan desain nuklir canggih yang menggunakan Natrium. Sebagai informasi, natrium adalah bahan baku garam. Teknologi ini dikembangkan oleh TerraPower dengan GE-Hitachi.

Reaktor ini menggunakan natrium cair sebagai zat pendingin, bukan air. Natrium memiliki titik didih yang lebih tinggi dan dapat menyerap lebih banyak panas daripada air. Artinya, tekanan tinggi tidak terbentuk di dalam reaktor, sehingga mengurangi risiko ledakan.

Selain itu, pabrik Natrium tidak memerlukan sumber energi dari luar untuk mengoperasikan sistem pendinginnya, yang dapat menjadi kerentanan jika terjadi pemadaman darurat.

Pembangkit tersebut juga lebih kecil dari pembangkit listrik tenaga nuklir konvensional, yang seharusnya membuat pembuatannya lebih cepat dan lebih murah untuk dibangun daripada pembangkit listrik konvensional.


Hide Ads