Penggunaan Liquified Petroleum Gas (LPG) di rumah tangga rencananya akan digantikan oleh Dimethyl Ether (DME). Pemerintah saat ini sedang mendorong produk hilirisasi batu bara kalori rendah untuk menjadi DME.
Tentu kebijakan ini membaut masyarakat penasaran apakah DME akan lebih murah dibandingkan LPG?
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mengatakan harga DME harus lebih murah dari LPG. Hal ini untuk menarik perhatian masyarakat agar mau berpindah dari LPG ke DME.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau lebih mahal, pasti tidak menarik," kata Dadan kepada detikcom, Minggu (14/11/2021).
Baca juga: Beda Masak Pakai LPG dan DME, Menang Mana? |
Sayangnya belum bisa diketahui pasti berapa perkiraan harga DME. Pjs Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan besaran harga DME masih perlu didiskusikan dengan pemerintah lebih lanjut. Implementasi pergantian LPG ke DME juga masih lama.
"Harganya berapa itu masih perlu didiskusikan lebih lanjut dengan pemerintah dan tidak mungkin di awal tahun (2022) langsung jalan untuk didistribusikan ke masyarakat, nggak mungkin," tuturnya.
Nantinya akan ada regulasi yang mengatur harga DME sesuai hitungan pemerintah. "Terus produsennya nanti seperti apa, nah nanti saya pikir itu masih panjang perjalanannya. Saya belum tahu harga dari produsennya berapa nanti," jelasnya.
Pemerintah juga sedang mengkaji rencana pemberian subsidi produk DME. Jika proyek gasifikasi ini secara nilai ekonomi menguntungkan negara, maka subsidi akan diberikan ke produk DME.
"Subsidi, pemerintah sedang pertimbangkan dan kaji penugasan pemerintah kalau semua nanti, misalnya semua nanti ekonomi value untungkan negara, maka akan ada penugasan pemerintah. Penugasan ini, maka subsidi akan diberikan pada DME," kata Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Batu Bara Kementerian ESDM, Sujatmiko.
(das/dna)