Kementerian ESDM menargetkan Indonesia bisa melakukan penyediaan listrik dengan tenaga nuklir di tahun 2049. Rencananya, di tahun tersebut pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) pertama di Indonesia dapat beroperasi.
Dirjen Ketenagalistrikan Rida Mulyana mengatakan bisa jadi target itu bisa dipercepat atau mungkin akan molor. Namun yang jelas, target besarnya PLTN mulai dioperasikan pada 2049 dan kemudian di 2060 PLTN mampu memproduksi 40 giga watt tenaga listrik.
"Kalau di catatan kami dan kami tuangkan di roadmap net zero emission itu untuk tahun 2041-50, COD (commercial operation date/tanggal operasi) pertama untuk PLTN itu di 2049. Bisa dipercepat atau justru lambat," ungkap Rida dalam webinar Kadin, Rabu (24/11/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi kami targetkan PLTN itu mungkin 40 giga di akhir 2060," lanjutnya.
Rida mengatakan ada dua hal yang butuh dicapai Indonesia agar pembangunan PLTN bisa dilakukan. Saat ini, menurutnya masalah pertama adalah keinginan politik dari pemerintah. Dia bilang yang dibutuhkan adalah komitmen dari presiden untuk melakukan pengembangan energi nuklir.
"Dari semua persyaratan membangun PLTN itu ada dua kita yang tertinggal. Satu political will, kalau presiden sudah bilang go nuclear aja itu sudah jalan, itu sangat mudah," ungkap Rida.
Namun yang sulit adalah hal kedua, yaitu penerimaan masyarakat. Butuh persetujuan dari masyarakat untuk membangun PLTN, khususnya di sekitar wilayah pembangunan PLTN.
Tapi Rida yakin, ke depannya teknologi PLTN akan makin aman dengan begitu masyarakat pun bisa menyetujui pembangunannya. Toh, menurutnya, saat ini survei dari Batan pun menunjukkan adanya perbaikan kepercayaan masyarakat pada pengembangan energi nuklir.
"Persyaratan yang kedua adalah acceptability dari masyarakat. Sampai saat ini masih diteliti Batan, tapi hasilnya masyarakat makin mengerti untuk menerima PLTN di negeri ini," ujar Rida.
Sebelumnya, April lalu Rida pernah mengatakan pembangunan pembangkit listrik nuklir di Indonesia bakal dimulai tahun 2025. Pembangunan PLTN dilakukan dalam rangka memenuhi permintaan energi nasional yang meningkat. Di sisi lain, pembangunan PLTN ini juga bertujuan untuk menekan emisi gas rumah kaca.
"Ini program kami, pembangunan program EBT setelah tahun 2025, pemerintah Indonesia akan terapkan beberapa program di antaranya pembangunan pembangkit tenaga nuklir untuk memberikan suplai energi nasional," papar Rida dalam sebuah diskusi daring yang dilansir CNBC Indonesia, Kamis (29/04/2021).