Penyakit yang Bikin RI Lelet Temukan Harta Karun Migas

Penyakit yang Bikin RI Lelet Temukan Harta Karun Migas

Trio Hamdani - detikFinance
Jumat, 26 Nov 2021 19:15 WIB
Ilustrasi sektor migas
Foto: Ilustrasi Migas (Fauzan Kamil/Infografis detikcom)

SKK Migas sendiri sudah mencanangkan target produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari (BOPD) dan gas sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) di tahun 2030. Untuk membahas target besar tersebut, DEN akan menyelenggarakan The 2nd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (IOG 2021) yang akan diselenggarakan secara hybrid dari 29 November sampai 1 Desember 2021.

Acara tersebut rencananya akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan menghadirkan lebih dari 120 narasumber, termasuk Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan; Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto; Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif; Menteri Keuangan Sri Mulyani; dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir.

Kegiatan tersebut terbuka untuk publik luas secara virtual melalui https://www.iogconvention.com

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengamat Migas dari Universitas Trisakti, Pri Agung Rakhmanto menuturkan diperlukan investasi yang pastinya tidak sedikit untuk menghasilkan produksi migas tahun 2030 seperti yang sudah dipatok oleh pemerintah. Kebutuhan investasi yang besar itu untuk memperoleh temuan cadangan migas baru.

Demi mencapai target tersebut, menurutnya paling tidak perlu tambahan 2 sampai 4 penemuan dan operasi lapangan migas baru yang sekelas Blok Cepu, yang saat ini mampu memproduksi minyak rata-rata mencapai 200an ribu BPH.

ADVERTISEMENT

"Kenapa bisa perlu 2-4? karena lapangan existing ke depan pasti akan menurun produksinya. Jadi, berapa jumlah investasi yg diperlukan, kurang lebihnya ya investasi dari mulai untuk eksplorasi untuk menemukan lapangan tersebut dan kemudian memproduksikannya," ujarnya.

Selain itu, Pri Agung juga menilai menemukan lapangan di sini juga bisa diartikan sebagai menemukan tambahan proven reserves yang bisa diproduksikan melalui upaya penerapan advance technologi seperti halnya EOR.

"Jadi EOR untuk meningkatkan recovery factor dari lapangan eksisting," ungkapnya

Peningkatan recovery factor melalui penemuan cadangan baru di lapangan eksisting memang terus digenjot Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). Berdasarkan data realisasi kuartal III hulu migas yang disampaikan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), Reserve Replacement Ratio (RRR) atau penambahan cadangan mencapai 564 juta setara minyak (Barrel Oil Equivalent/BOE) atau 90,33% dari target yang ditetapkan mencapai 625 juta BOE.

Menutur dia, inisiatif memang penting dan menjadi salah satu faktor penentu manajemen suatu perusahaan untuk berinvestasi dalam rangka meningkatkan produksi migas. Pemerintah memiliki peran kunci untuk bisa menimbulkan inisiatif atau keinginan investasi.

"Ada unsur willingness to invest, including to take the risk itu yang menentukan (untuk capai target). Willingness, kesediaan, mau atau tidak, dan siapa itu (investor)," tambah Pri Agung.


(toy/das)

CLOSE AD
Hide Ads