Bye-bye PLTU! Ini Tahapan RI Menuju Nol Emisi Karbon

Bye-bye PLTU! Ini Tahapan RI Menuju Nol Emisi Karbon

Anisa Indraini - detikFinance
Selasa, 07 Des 2021 09:28 WIB
PLTU Paiton 1 dan 2 yang terletak di Kabupaten Probolinggo kembali mendapat kunjungan ribuan ubur- ubur, sejak Sabtu (25/4).
Ilustrasi Foto: Dok. PLN
Jakarta -

Indonesia menargetkan dapat mewujudkan nol emisi karbon atau net zero emission (NZE) pada 2060 mendatang atau lebih cepat. Peta jalan pun sudah dibuat terhitung sejak 2021 hingga 2060.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Ego Syahrial mengatakan pemerintah telah menyusun peta jalan itu dengan beberapa strategi. Dengan implementasi ini diharapkan dapat menekan emisi sektor energi menjadi hanya sekitar 400 juta ton CO2-e pada 2060.

"Jika kita tidak melakukan apapun atau business as usual maka emisi sektor energi diperkirakan mencapai 2.000 juta ton," kata Ego dalam Pertamina Energy Webinar 2021, Selasa (7/12/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam peta jalan transisi energi menuju karbon netral yang akan dilakukan adalah memensiunkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara secara bertahap, pemanfaatan kompor listrik, penghentian impor LPG, serta peningkatan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

"Pemanfaatan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai, serta pengembangan interkoneksi jaringan listrik pintar (smart grid) dan smart meter," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Upaya mitigasi memensiunkan PLTU dilakukan dengan strategi percepatan pengembangan EBT dan transisi energi antara lain melalui percepatan pembangunan pembangkit EBT yang berfokus pada PLTS dan angin yang berpotensi besar dan waktu konstruksi lebih cepat.

Rincian peta jalan Indonesia menuju netral karbon, terhitung sejak 2021-2060, ada di halaman berikutnya.

Berikut rincian peta jalan Indonesia menuju netral karbon, terhitung sejak 2021-2060:

1. Tahun 2021 - 2025:
- 2021 : Peraturan Presiden (Perpres) EBT, Perpres Retirement Coal, co-firing PLTU, CCT, Konversi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ke gas dan EBT.
- 2022 : Undang-Undang EBT, kompor listrik 2 juta rumah tangga per tahun
- 2024 : Interkoneksi, smart grid & smart meter
- 2025 : EBT 23% didominasi PLTS:
* Rasio Elektrifikasi 100%
* Listrik 1.217 kWh/kapita
* Pumped storage mulai COD
* Penurunan emisi 198 juta ton CO2

2. Tahun 2026 - 2030
- 2027 : Penurunan impor LPG secara bertahap
- 2030 : EBT 26,5% didominasi Hidro, Panas Bumi, dan PLTS
* Tidak ada penambahan pembangkit listrik berbasis fosil pasca 2030
* Kendaraan listrik (EV) 2 juta mobil dan 13 juta motor
* Bahan Bakar Gas (BBG) 300 ribu
* Jargas untuk 10 juta rumah
* Pemanfaatan Dimethyl Ether (DME)
* Listrik 1.548 kWh/kapita
* Penurunan emisi 314 juta ton CO2

3. Tahun 2031 - 2035
- 2031 : Retirement PLTU tahap pertama subcritical, interkoneksi antarpulau mulai COD
* Tidak ada PLTD lagi
* Mulai pemanfaatan Hidrogen untuk listrik
* Penggunaan baterai semakin besar
- 2035 : EBT 57% dominasi PLTS, Hidro, panas bumi
* Listrik 2.085 kWh/kapita
* Penurunan emisi 475 juta ton CO2

Lanjut ke halaman berikutnya

4. Tahun 2036 - 2040
- 2036 : Retirement PLTU tahap kedua subcritical, critical, & sebagian super critical
- EBT 66% dominasi PLTS, Hidro & Bioenergi
* Penurunan penjualan motor konvensional
* Lampu LED 70%
* Listrik 2.847 kWh/kapita
* Penurunan emisi 796 juta ton CO2

5. Tahun 2041 - 2050
- 2048 : PLTAL skala besar mulai COD
- 2049 : PLTN pertama mulai COD
- 2050 : EBT 93% didominasi PLTS, Hidro, dan Bioenergi
* Penurunan penjualan mobil konvensional
* Listrik 4.299 kWh/kapita
* Penurunan emisi 956 juta ton CO2

6. Tahun 2051 - 2060
- 2051 : Pemanfaatan Hidrogen semakin masif
- 2054 : Sisa PLTGU < 1 GW
- 2057 : Sisa PLTU < 1 GW
- 2060 : EBT 100%, dominasi PLTS, Hidro, dan Angin
* Seluruh motor berbasis listrik
* Kompor listrik 52 juta RT
* Jargas 23 juta SR
* Listrik 5.308 kWh/kapita
* Penurunan emisi 1.526 juta ton CO2.



Simak Video "Ambisi Gojek Hadirkan 5000 Motor Listrik di Tahun 2030"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads