Dalam kunjungan sebelumnya ke Minas pada pertengahan September lalu, Ahok juga mengapresiasi nilai tambah yang dihasilkan dari penerapan digitalisasi di WK Rokan dan mendorong perluasannya di operasi hulu migas Pertamina. Operasi yang efisien akan menyumbangkan devisa secara optimal bagi negara.
Menjawab tantangan tersebut, tim teknis dari SHU, WK Rokan, WK Jambi Merang, dan WK Prabumulih berkolaborasi dengan metode agile scrum, sebuah kerangka kerja yang mengedepankan kecepatan dan fleksibilitas dalam menyelesaikan permasalahan. Hasilnya, tim teknis tersebut berhasil mewujudkan tahap pertama hanya dalam tempo dua bulan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perluasan digitalisasi dilakukan dengan pendekatan konsep 'Software as a Service' (SaaS), di mana IODSC WK Rokan bertindak sebagai hub atau pusat kegiatan dalam menerima dan mengolah data kinerja peralatan dan data sumur produksi yang dikirimkan oleh WK Jambi Merang dan WK Prabumulih. Metode SaaS ini dinilai paling efisien dan efektif baik dari sisi biaya dan waktu dengan mengoptimalkan fasilitas dan keberhasilan digitalisasi yang sudah ada.
Kolaborasi di antara WK migas Pertamina diharapkan dapat memperkuat standarisasi dan optimalisasi penerapan teknologi digital di seluruh regional di bawah SHU.
Di WK Rokan, fasilitas IODSC merupakan sumber informasi atau 'big data' berkaitan dengan aktivitas sumur dan peralatan di lapangan. Setiap hari ada sekitar 0,5 terabyte data yang masuk dan diolah menjadi informasi berharga untuk membantu pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.
Penerapan digitalisasi di WK Rokan setidaknya memberikan empat manfaat utama, yakni peningkatan kinerja keselamatan; penurunan signifikan dari potensi kehilangan produksi minyak/ LPO hingga sekitar 45%; optimalisasi keandalan fasilitas produksi meningkat hingga 97,6%; dan peningkatan efisiensi.
(ncm/hns)