Bos Pertamina Blak-blakan Tantangan Bisnis Migas

Bos Pertamina Blak-blakan Tantangan Bisnis Migas

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Sabtu, 08 Jan 2022 08:00 WIB
Direktur Utama PT Pertamina, Nicke Widyawati, berbincang dengan Ketua Komisi VII DPR Alex Noerdin dan Wakil Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suparwoto sebelum mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (05/04/2021).
Foto: Achmad Dwi Afriyadi/detikcom: Dirut Pertamina Nicke Widyawati
Balikpapan -

PT Pertamina (Persero) dihadapkan pada sejumlah tantangan. Tantangan tersebut di antaranya menurunnya aktivitas usaha di berbagai sektor karena pandemi hingga transisi energi.

Di tengah tantangan tersebut, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, Pertamina harus segera berbenah melakukan penyesuaian agar relevan dengan kondisi yang ada. Nicke mengatakan, ada tiga langkah yang harus dilakukan.

Pertama, sebutnya, meningkatkan performa dan kinerja pada bisnis minyak dan gas (migas). Dia mengatakan, meski transisi energi menjadi isu global, tapi faktanya masih didominasi oleh migas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menjelaskan, memang dalam rencana pemerintah, secara persentase porsi migas akan mengalami penurunan. Meski secara persentase turun, volume migas mengalami peningkatan yang signifikan.

"Dan kalau kiita lihat di dalam grand strategy energinya pemerintah, sampai dengan 2050 porsi oil and gas memang secara persentase itu menurun, dari hari ini 32% akan turun ke 20%. Tetapi volume meningkat 5 kali lipat, 2020 ke 2050 dari hampir 200 billion oil ekuivalen ini akan meningkat 5 kalinya di tahun 2050," katanya dalam acara Gathering Pertamina & Media di Balikpapan, Jumat malam (7/12/2021).

ADVERTISEMENT

"Oleh karena itu fokus yang petama tetap me-maintain dan juga mengembangkan. Karena pemerintah juga meningkatkan targetnya kan dari hari ini 700 ribu barel akan ditingkatkan 1 juta barel per hari," sambungnya.

Langkah kedua dan ketiga di halaman selanjutnya. Langsung klik halaman berikutnya

Kedua, mulai melakukan transisi energi dari fosil ke energi baru terbarukan. Maka itu, pihaknya akan mendorong gas sebagai 'jembatan' dari energi fosil ke energi baru terbarukan tersebut.

Gas sendiri merupakan energi yang tidak mudah untuk dipindahkan. Maka itu, agar transisi berjalan mulus pihaknya akan mengembangkan infrastruktur gas.

"Fokus kedua membangun infrastruktur gas agar transisinya smooth dari fosil energi ke renewable energy," katanya.

Ketiga, mulai mengembangkan energi baru terbarukan itu sendiri. Bagi Pertamina, energi baru terbarukan merupakan sesuatu yang baru.

"Oleh karena itu kita harus memecah organisasi ini agar ketiga fokus ini tiga-tiganya bisa dijalankan secara pararel dengan prioritas yang sama. Oleh karena itu kita kemudian sesegera mungkin melakukan restrukturisasi dengan membentuk 6 subholding," katanya.


Hide Ads