Nicke mengatakan, pihaknya telah melakukan re-engineering terhadap minyak yang akan diolah.
"Jadi kita melakukan re-engineering lagi, kita lihat jenis crude yang diolah, jadi kita buka. Kita lakukan fleksibilitas dari crude yang digunakan, dan nantinya akan dicampur, diblending yang di Lawe-lawe, dekat sini kita bangun ada tangki crude. Nah itu adalah untuk kita bisa membeli dari semua sources, dari semua negara, kemudian kita blending, kita pilih kualitas yang bisa menghasilkan gross refinery margin yang baik," terangnya.
Terkait hal tersebut, dia mengatakan, bisa melakukan penghematan. Sebab, ada tiga peralatan yang tidak perlu dibeli.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan, semua peralatan besar yang dibutuhkan untuk pengembangan Kilang Balikpapan sudah berada di lokasi proyek. Dia mengatakan, untuk reaktor akan terpasang pada Februari ini."Dan ternyata setelah kita buka jenis crude ini, kita bisa melakukan penghematan karena ada tiga equipment yang tidak perlu dibeli, tiga unit ini tidak perlu dibeli, dan ini bisa menurunkan capex. Dari yang awalnya US$ 9 billion, itu menjadi US$ 7 billion. Jadi ada penghematan US$ 2 billion dalam proyek ini," katanya.
"Iya, jadi nanti yang paling besar reaktor di akhir Februari ini akan kita install itu besar sekali. Dan tadi dilihat beberapa, ini di belakang kita, ini juga sudah terpasang. Dan di sepanjang ini juga tangki-tangkinya ini malah sudah mulai digunakan, karena tangki-tangki yang lama kan kita lakukan perbaikan, kita perbaiki supaya lebih baik, tangki yang baru ini sudah mulai dipakai," terangnya.
Simak Video "Indonesia Targetkan 2030 Setop Impor BBM-LPG"
[Gambas:Video 20detik]
(acd/zlf)