Menteri ESDM Arifin Tasrif membeberkan alasan pemerintah menghentikan sementara ekspor batu bara. Arifin mengatakan, hal itu terjadi karena pasokan batu bara untuk PLN dan IPP menipis bahkan kecenderungannya menuju nihil jika tidak melakukan langkah pengamanan.
"Pengamanan ini memang kita melakukan secara total karena kita ingin memastikan dari stok yang tersedia secara nasional untuk dikomersialkan itu sebagaian besar dipakai memenuhi situasi emergency yang kita hadapi," katanya dalam konferensi pers, Rabu (12/1/2022).
Arifin memaparkan, 40% dari jumlah produksi batu bara nasional memenuhi spesifikasi kebutuhan pembangkit listrik PLN. Produksi batu bara sendiri sekitar 600 juta ton. Dengan demikian batu bara bara yang memenuhi spesifikasi sekitar 240 juta ton.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara, kebutuhan batu bara untuk pembangkit hanya sekitar 150 juta ton. Dia mengatakan, jika produsen batu bara memenuhi komitmen seharusnya tidak terjadi krisis.
"Jadi sebetulnya kalau pemasok ini disiplin memenuhi komitmennya kita tidak perlu mengalami krisis," ujarnya.
Dia menuturkan, indikasi krisis ini sudah tampak pada Agustus 2021 dan sudah diatasi. Namun, trennya kemudian malah mengkhawatirkan.
"Prioritas utama adalah bagaimana bisa menjaga ketersediaan suplai listrik ini untuk masyarakat karena kebijakan DMO 25% betul-betul mandat yang harus ditaati," ujarnya.
(acd/zlf)