Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia Desember 2021 mencapai US$ 22,38 miliar. Angka ini turun 2,04% dibandingkan periode November 2021.
Kepala BPS Margo Yuwono menjelaskan hal ini juga disebabkan oleh menurunnya ekspor batu bara. "Untuk ekspor pertambangan dan lainnya turun 21,2% yang disebabkan oleh menurunnya ekspor batu bara," kata Margo dalam konferensi pers, Senin (17/1/2022).
Selain itu penurunan ekspor Desember 2021 dibanding November 2021 disebabkan oleh menurunnya ekspor nonmigas 1,06%, yaitu dari US$ 21,5 miliar menjadi US$21,2 miliar, demikian juga ekspor migas turun 17,93% dari US$ 1,3 miliar menjadi US$ 1,09 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penurunan ekspor migas disebabkan oleh menurunnya ekspor minyak mentah 4,27% menjadi US$ 115,7 juta dan hasil minyak 25,9% menjadi US$ 185,5 juta, demikian juga ekspor gas turun 17,58% menjadi US$ 792,2 juta.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia periode Januari-Desember 2021 mencapai US$ 231,54 miliar atau naik 41,88% dibanding periode yang sama tahun 2020, sementara ekspor kumulatif nonmigas mencapai US$219,27 miliar atau naik 41,52%.
BPS mencatat ekspor produk industri pengolahan naik 5,06% yang disumbang oleh peningkatan ekspor minyak kelapa sawit. Sementara ekspor produk pertanian turun 6,52% disumbang oleh penurunan ekspor kopi.
Selama Januari-Desember 2021, ekspor nonmigas Indonesia menurut sektor industri pengolahan meningkat 35,11% dibanding 2020 yang disumbang oleh meningkatnya ekspor besi dan baja, ekspor produk pertanian meningkat 2,86% yang disebabkan oleh meningkatnya ekspor tanaman obat, aromatik, dan rempah-rempah, demikian juga ekspor produk pertambangan dan lainnya naik 92,15% yang disumbang oleh meningkatnya ekspor batubara.
(kil/zlf)