Tembus Rp 33 T, Proyek Pengganti LPG Terbesar Setelah Freeport

Tembus Rp 33 T, Proyek Pengganti LPG Terbesar Setelah Freeport

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Senin, 24 Jan 2022 12:18 WIB
Melihat Kilang Terbesar Kedua di Indonesia

Petugas melakukan pengecekan jaringan pipa minyak di kilang unit pengolahan (Refinery Unit) V, Balikpapan, Kalimantan Timur, Kamis (14/04/2016). Kilang RU V merupakan kilang Pertamina terbesar ke-2 di Indonesia dengan kapasitas 260.000 barel per hari yang dihasilkan dari kilang Balikpapan 1 dan 2. Jumlah tersebut akan ditingkatkan menjadi 360 juta barel per hari melalui program Refinery Development Master Plan. Hasil produksi dari kilang unit pengolahan (Refinery Unit) V didistribusikan ke Pangkalan Bun, Sampit, Pulang Pisau, Kendari, Bau Bau, Gorontalo, Benoa, Biak dan Ambon. Grandyos Zafna/detikcom
Ilustrasi/Refinery Unit V, Balikpapan/Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengungkap, investasi pada proyek hilirisasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) di Kabupaten Muara Enim sebesar Rp 33 triliun. Investasi tersebut berasal dari Amerika Serikat (AS).

Hal itu disampaikan Bahlil di hadapan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara Groundbreaking Proyek Hilirisasi Batu Bara Menjadi DME, Senin (24/1/2022). Proyek ini sendiri melibatkan perusahaan asal AS Air Product, PT Bukit Asam Tbk dan PT Pertamina (Persero). Tambahnya, proyek ini akan dikerjakan dalam waktu 30 bulan.

"Kami menyampaikan bahwa realisasi investasi ini sebesar Rp 33 triliun. Waktunya seharusnya 36 bulan tapi kami rapat dengan Air Product 30 bulan dan investasi ini full dari Amerika," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahlil mengatakan, investasi ini membuktikan jika Indonesia tidak tergantung investasi pada satu negara tertentu. Dia juga mengatakan, investasi ini terbesar kedua setelah PT Freeport Indonesia (PTFI) pada tahun ini.

"Ini Amerika investasinya cukup gede pak. Ini investasi kedua nomor dua setelah Freeport yang terbesar untuk tahun ini pak," katanya.

ADVERTISEMENT

Proyek ini akan menghasilkan lapangan pekerjaan sebanyak 12 ribu sampai 13 ribu dalam tahap konstruksi. Kemudian, sebanyak 11-12 ribu di hilir.

Begitu rampung, proyek ini menghasilkan 3.000 lapangan kerja secara langsung. "Tapi kalau yang tidak langsung kontraktornya, sub kontraktornya multiplier effect itu bisa 3 sampai 4 kali lipat dari yang ada," terangnya.

Simak Video 'Proyek Hilirisasi Batu Bara Ditargetkan Rampung dalam 30 Bulan':

[Gambas:Video 20detik]



(acd/eds)

Hide Ads