Hal itu diungkap Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII, Rabu (26/1/2022).
"Holding-subholding yang sedang kita rancang, tentu saja kita melakukan benchmarking dengan perusahaan power and utility di seluruh dunia baik dari Tenaga dari Malaysia, dari EDF, dari Amerika ada Duke Energy dan lain-lain. Kita cari seperti apa bentuk yang paling pas," terangnya.
Baca juga: PLN Masih Punya Utang Rp 430 Triliun! |
Dia mengatakan, PLN tidak semata-mata copy paste. Namun, mengambil pembelajaran sesuai dengan kondisi yang dihadapi PLN.
"Insya Allah di akhir tahun, Desember nanti sudah bisa kita finalisasi baik itu secara legal maupun komersial," ujarnya.
Darmawan menuturkan, pada bulan Mei virtual holding akan diluncurkan. Selanjutnya, menyusul dari sisi operasional.
"Kemudian di bulan Mei akan kita luncurkan virtual holding. Jadi nanti secara legal belum berjalan, tapi secara virtualnya sudah berjalan. Kemudian nanti secara operasional juga mulai berjalan," terangnya.
Simak juga video 'Proyek Hilirisasi Batu Bara Ditargetkan Rampung dalam 30 Bulan':
(acd/das)