PLTSa Surakarta Ditarget Beroperasi Penuh Akhir 2022

PLTSa Surakarta Ditarget Beroperasi Penuh Akhir 2022

Dea Duta Aulia - detikFinance
Kamis, 27 Jan 2022 09:41 WIB
PLTSa Surakarta
Foto: dok. PLN
Jakarta -

PT PLN (Persero) siap menyerap listrik 5 megawatt (MW) yang dihasilkan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Surakarta di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo pada akhir 2022. Langkah ini untuk mendukung perhelatan G20 di Indonesia dan meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan (EBT) agar dapat mencapai net zero emission pada 2060.

"Pembangunan PLTSa Surakarta merupakan bagian dari program pemerintah yang menargetkan pengoperasian 12 PLTSa di seluruh Indonesia," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif dalam keterangan tertulis, Kamis (27/1/2022).

Menurutnya, pembangunan tersebut sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2018, tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan, untuk mendorong pemanfaatan energi bersih dan terbarukan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menerangkan, selain di Surakarta, pihaknya juga telah membangun kontrak dengan 2 PLTSa lainnya yakni PLTSa Benowo di Surabaya dan PLTSa Sunter di Jakarta.

"Sehingga kami mendorong agar PLTSa di Surakarta ini bisa segera selesai dengan target yang sudah direncanakan. Nantinya PLTSa ini akan menjadi benchmark bagi 10 lokasi lainnya," kata Arifin.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, kehadiran PLTSa Surakarta tidak hanya bermanfaat mampu mengurangi emisi gas rumah kaca dan menghadirkan energi listrik yang ramah lingkungan. Namun, kehadiran pembangkit listrik tersebut juga bisa berkontribusi untuk mengurangi tumpukan sampah khususnya rumah tangga.

"Sampah memiliki nilai tambah apabila dapat diubah menjadi energi yang aman dan efisien. Sampah dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan untuk pemenuhan pasokan energi nasional serta turut mendukung transisi energi dan mencapai target penurunan emisi gas rumah kaca," jelasnya.

Berlanjut ke halaman berikutnya.

Sementara itu, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menerangkan, kehadiran PLTSa berkapasitas 5 MW akan menggunakan bahan bakar sampah yang dikelola oleh masyarakat dengan memanfaatkan teknologi gasifikasi plasma. Melalui teknologi tersebut, sampah rumah tangga bisa diolah menjadi bahan baku listrik yang ramah lingkungan.

Meskipun dalam proses pengolahannya menggunakan sistem pembakaran, Darmawan menjamin penggunaan sampah sebagai bahan energi tidak akan mencemari lingkungan sekitar. Sebab gas yang dihasilkan dari proses ini bebas bahan kimia atau kandungan lain yang berbahaya.

"Pembangunan PLTSa Surakarta adalah salah satu yang paling urgent dan menjadi fokus perhatian kami dalam jangka pendek. Sebab, melalui proyek ini menjadi langkah dalam mencapai net zero emission di 2060 mendatang," katanya.

Ia juga menerangkan, proyek senilai Rp 330 miliar ini proses pembangunannya sudah mencapai 67,84%. Pihaknya menargetkan agar PLTSa Surakarta bisa segera beroperasi penuh di Desember 2022.

PLN dan pengembang PLTSa Putri Cempo yaitu PT Solo Citra Metro Plasma Power sebelumnya telah menyepakati harga jual beli listrik sebesar 13,35 sen dolar AS per kwh atau setara Rp 1.800 per kWh.

"Kami dari sisi PLN all out dalam mendukung sisi teknis dan kebutuhan-kebutuhan pembangunan PLTSa," katanya.

Sementara itu, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan, pihaknya menyambut baik dan mendukung proyek tersebut. Gibran menilai dengan hadirnya proyek tersebut maka akan turut mencetak lapangan kerja bagi warga sekitar. Sebab proses pembangunan konstruksi PLTSa terbesar di Jawa Tengah ini pengerjaannya melibatkan 100% tenaga kerja lokal.

"Kami memberikan dukungan penuh dari sisi pengadaan lahan sehingga proyek ini bisa segera selesai. Sebab, PLTSa ini juga menjadi pilot project Pemkot agar juga bisa menciptakan lingkungan yang sehat khususnya di wilayah kota Surakarta," tutup Gibran.


Hide Ads