Negara G20 belum kompak dalam menyikapi transisi energi. Menurut Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional, Wempi Saputra G20 terpecah dalam dua kubu. Bagaimana dengan Indonesia?
Dia menjelaskan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Presidensi G20, Indonesia ingin berdiri di tengah-tengah tak memihak kubu manapun.
"Kita itu di tengah-tengah, selalu ditarik-tarik ikut ke sini, ikut ke situ, ikut ke sini," kata dia saat menggelar diskusi di Jakarta Pusat, Jumat (28/1/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan ada negara G20 yang masih membutuhkan energi fosil dalam hal ini batu bara. Ada pula negara yang sudah melakukan transisi dengan menggunakan energi hijau.
Sementara itu, Presiden Jokowi dalam Presidensi G20 kali ini sudah menetapkan isu transisi energi menjadi isu prioritas nasional. Oleh karenanya target capaiannya harus nyata.
"Mekanisme transisi energi tadi itu antara kubu kiri sama kubu kanan belum tentu sama tapi Presiden meminta bagaimana kita menjembatani," sebutnya.
Upaya menjembatani itu, salah satunya dengan sebuah piloting. Pada intinya Indonesia secara sukarela dalam melakukan transisi dari energi batu bara menuju energi hijau. Namun Indonesia membutuhkan dukungan negara lain.
"Begitu kita transimisikan dari coal (batu bara) menjadi yang renewable (terbarukan) sampean bantu berapa? ini bantu berapa? di situ lah diuji komitmen. Jadi kalau menurut saya smart yang permintaan presiden untuk itu transisi energi," tambahnya.
(toy/ara)