Dituding Jadi Biang Kerok Pencemaran Sungai Cikaniki, Antam Buka Suara

Dituding Jadi Biang Kerok Pencemaran Sungai Cikaniki, Antam Buka Suara

Anisa Indraini - detikFinance
Kamis, 10 Feb 2022 10:02 WIB
Polisi menyelidiki ikan yang mati mendadak di Sungai Cikaniki, Kabupaten Bogor
Foto: Polisi menyelidiki ikan yang mati mendadak di Sungai Cikaniki, Kabupaten Bogor (Dok.Polsek Nanggung)
Jakarta -

PT Aneka Tambang Tbk (Antam) buka suara terkait pihaknya yang dituding biang kerok dari pencemaran Sungai Cikaniki di Bogor, Jawa Barat. Pengelolaan lingkungan di wilayah operasinya disebut sudah sesuai standarisasi yang berlaku.

Sekretaris Perusahaan Antam, Yulan Kustiyan mengatakan Antam memiliki kebijakan pengelolaan limbah serta menetapkan prosedur standar pengelolaan limbah berdasarkan karakteristiknya. Pihaknya mengklaim memiliki perencanaan yang baik, sistem monitoring berkala tepat waktu, serta melakukan evaluasi terus-menerus.

"Dalam pengelolaan limbah yang ditimbulkan, Antam berupaya melakukan pemanfaatan kembali melalui berbagai inovasi," kata Yulan dalam keterangan tertulis dikutip detikcom, Kamis (10/2/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terkait fenomena ikan mati di aliran sungai Cikaniki tepatnya di area bawah Jembatan Lukut, Kampung Babakan Liud, RT 01 RW 10, Desa Kalongliud, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Antam disebut langsung mengambil langkah dengan melakukan inspeksi ke semua fasilitas pertambangan dan pabrik, mengambil sampel air di sungai Cikaniki dan berkoordinasi dengan pihak terkait.

"Hasil inspeksi di semua fasilitas dan titik-titik penaatan tidak ditemukan aliran yang melebihi ambang batas atau kerusakan sistem pengelolaan lingkungan di wilayah operasi Antam yang berada di Pongkor," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Tak hanya sampai di situ, Antam juga memastikan tidak ada kebocoran dari pipa-pipa saluran yang dimiliki, tailing dam, atau fasilitas pengolahan air IPAL.

"Kami juga telah berkoordinasi dan mendukung upaya-upaya yang dilakukan oleh para stakeholder terkait guna mengetahui penyebab pasti atas kejadian tersebut. Bersama dengan pihak-pihak terkait, pemantauan dan evaluasi telah dilakukan sejak tanggal 3 Februari 2022 lalu," bebernya.

Fenomena itu disebut terjadi di radius 10 km dari lokasi operasi Antam sehingga pihaknya menyimpulkan kondisi tersebut bukanlah faktor dari dampak operasi Antam, mengingat jarak yang jauh serta tak adanya kebocoran pipa.

"Sebagai perusahaan yang selalu mengedepankan best mining practice, Antam memastikan selalu mengutamakan pengelolaan lingkungan sesuai dengan standar baku yang ditentukan dan secara berkelanjutan melakukan upaya-upaya pelestarian lingkungan di sekitar wilayah operasi Perusahaan," imbuhnya.

Sebelumnya diberitakan, Sungai Cikaniki diduga tercemar usai ikan-ikan di sana ditemukan mati mendadak pada Rabu (2/2). DLH Kabupaten Bogor menduga hal itu terjadi karena disebabkan aktivitas tambang emas ilegal.

Hasil pemeriksaan laboratorium terhadap kandungan yang mencemari air Sungai Cikaniki sudah keluar. Hasilnya, kata anggota Komisi VII DPR Adian Napitupulu, bahan kimia yang mencemari air Sungai Cikaniki adalah sianida.

"Kemarin, hasil penelitian laboratorium sudah keluar dan membuktikan bahwa jenis bahan kimia yang mencemari sungai Cikaniki adalah sianida. Bahan kimia yang sangat berbahaya!" kata Adian dalam keterangannya berjudul 'Sianida di Sungai Cikaniki Harus Diusut Tuntas', Selasa (8/2/2022).

Menurut Adian, satu-satunya perusahaan yang memiliki izin usaha pertambangan (IUP) emas di Gunung Pongkor, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, adalah Antam. Aktivis '98 itu menyebut lokasi tambang emas Antam di Gunung Pongkor berada di sekitar Sungai Cikaniki.

"Sianida merupakan komponen kimiawi penting dalam pengolahan emas. Dengan demikian, maka bisa diduga dengan kuat bahwa pencemaran sianida di Cikaniki berasal dari pengolahan emas di Pongkor. Satu-satunya perusahaan emas yang memiliki IUP emas di Pongkor adalah BUMN Aneka Tambang, yang lokasinya ada di sekitaran Sungai Cikaniki, Gunung Pongkor, Bogor," terang Adian.

Meski begitu, Adian tak menampik kemungkinan pihak selain Antam yang menjadi biang keladi pencemaran Sungai Cikaniki. Karena itu, anggota Komisi VII DPR itu meminta pemerintah melakukan penyelidikan komprehensif.

"Apakah pencemaran tersebut dilakukan oleh Antam atau ada pihak lain? Untuk memastikan hal tersebut tentu negara perlu secara serius melakukan penyidikan mendalam," sebutnya.




(aid/das)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads