Subsidi energi ini berkaitan untuk subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan gas Elpiji 3 kilogram (kg).
Berikut fakta-faktanya:
1. Nilainya
Sri Mulyani mengatakan, realisasi subsidi untuk BBM dan gas Elpiji 3 kg menjadi Rp 10,2 triliun. Angka itu naik sekitar 347,2% dari realisasi subsidi energi Januari tahun lalu Rp 2,3 triliun.
"Realisasi subsidi terutama subsidi BBM dan gas Elpiji 3 kg yang kita bayarkan ke unit usahanya sebesar Rp 10,2 triliun dibandingkan 2021 hanya Rp 2,3 triliun. Ini bahkan membayar subsidi yang melonjak semenjak 2020," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA edisi Februari 2022, Selasa (22/2/2022).
2. Penyebab
Adapun penyebab dari kenaikan realisasi subsidi energi ini karena karena tingginya harga energi seperti minyak yang terjadi belakangan ini.
"Operasi APBN sangat-sangat nyata dalam melindungi masyarakat dari kenaikan harga energi yang melonjak sangat tinggi, harga minyak yang meningkat tinggi,menyebabkan subsidi energi kita menjadi lebih besar," jelasnya.
Dengan melihat bengkaknya subsidi energi ini, menurut Sri Mulyani peran APBN sangat berpengaruh.
"Dalam hal ini APBN memang menjadi gardan atau sarana untuk melindungi masyarakat luar biasa. Ini juga menjadi beban yang nyata oleh APBN," tambahnya.
3. Subsidi Non Energi
Sementara, belanja subsidi untuk non energi sampai dengan Januari 2022 subsidi pupuk masih sama dengan tahun lalu hanya 0,7 ton. Sedangkan subsidi kredit usaha rakyat (KUR) meningkat dari Rp 0,35 triliun menjadi Rp 0,58 triliun tahun ini.
"Karena volume KUR meningkat maka belanja untuk subsidi bunga KUR. Jadi bisa dilihat dengan mata anggaran ini dinikmati oleh masyarakat yaitu dalam bentuk stabilitas harga BBM, elpiji, subsidi pupuk serta kredit usaha rakyat," imbuhnya. (ara/ara)