Ternyata Kilang Balikpapan yang Terbakar Usianya Sudah 100 Tahun

Ternyata Kilang Balikpapan yang Terbakar Usianya Sudah 100 Tahun

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Jumat, 04 Mar 2022 15:13 WIB
Kilang Pertamina di Balikpapan, Kaltim kebakaran namun api cepat dipadamkan dan tak ada korban jiwa (Dok. Istimewa)
Foto: Kilang Pertamina di Balikpapan, Kaltim kebakaran namun api cepat dipadamkan dan tak ada korban jiwa (Dok. Istimewa)
Jakarta -

Insiden kebakaran terjadi di area Kilang Balikpapan, Kalimantan Timur. Penyebab kebakaran belum diketahui dan proses investigasi tengah berjalan.

Terlepas dari itu, umur kilang ini sebenarnya sudah tak muda. Kilang Balikpapan dibangun tahun 1922. Dengan demikian, umur kilang ini 100 tahun pada tahun ini.

Tak heran, dengan umur kilang yang tua ,kualitas dan efisiensinya pun rendah. Maka itu, PT Pertamina (Persero) melakukan pengembangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi ini barang sudah sepuh bagaimana mau produktif, bagaimana mau efisien, energi efisiensinya rendah, kualitas produknya EURO II. EURO II itu sudah di banyak negara sudah ditinggalkan," kata Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam acara Gathering Pertamina & Media di Balikpapan beberapa waktu lalu, seperti ditulis, Jumat (4/3/2022).

Dengan pengembangan Kilang Balikpapan, kualitas produk akan ditingkatkan menjadi EURO V. Kemudian, kapasitas pengolahannya akan ditingkatkan menjadi 360 ribu barel per hari.

ADVERTISEMENT

"Produksinya yang tadinya 260 ribu barel per hari akan meningkat 360 ribu barel per hari," ujarnya.

"Kilang ini akan menambah kapasitas dari yang hari ini 260 ribu barel per hari akan meningkat menjadi 360 ribu barel per hari. Artinya mulai Oktober 2023 akan ada pengurangan impor dari BBM sebesar 100 ribu barel per hari. Ini cukup besar nilainya," katanya.

Pengembangan Kilang Balikpapan menelan investasi sekitar US$ 7 miliar. Adapun progres proyek saat itu sekitar 47%.

"Selama 24 bulan ini mengeksekusi project ini, proyek sudah sekitar 47% dengan TKDN 30,6%, atau ekuivalen dengan Rp 8,4 triliun. Jadi sebesar Rp 8,4 triliun yang berputar menghasilkan multiplier effect baik untuk industri dalam negeri maupun untuk penyerapan tenaga kerja," terangnya.

Biaya proyek RDMP Balikpapan mengalami penurunan dari semula rencananya US$ 9 miliar menjadi US$ 7 miliar. Penghematan terjadi karena Pertamina tidak melakukan pembelian pada tiga peralatan. Artinya, terjadi penghematan sekitar US$ 2 miliar atau sekitar Rp 28,4 triliun (asumsi kurs Rp 14.200).

(acd/dna)

Hide Ads