Sanksi ekonomi sedang gencar dilakukan kepada Rusia setelah invasi Ukraina. Tidak seperti yang lainnya, Shell justru membeli minyak dengan diskon besar-besaran dari Rusia.
Shell mengatakan pihaknya akan memberikan keuntungannya dari hasil penjualan minyak tersebut yang didedikasikan untuk bantuan kemanusiaan di Ukraina.
"Kami tidak mengambil keputusan ini dengan enteng dan kami memahami kekuatan perasaan di sekitarnya," bunyi pernyataan Shell dikutip dari CNBC, Senin (7/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk diketahui, pada Jumat (4/3) Shell membeli 100.000 metrik ton minyak mentah Ural unggulan dari Rusia dengan rekor diskon terbesar. Pembelian itu tidak melanggar sanksi Barat.
Shell mengaku terpaksa membeli minyak Rusia untuk menjamin persediaan minyak Eropa dalam beberapa minggu ke depan karena pengiriman dari sumber lain tidak akan sampai tepat waktu. Pihaknya disebut sudah melakukan pembicaraan intensif dengan pemerintah.
Atas tindakannya itu, Shell dikritik keras oleh Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba, yang ingin perusahaan memutuskan semua hubungan bisnis dengan Rusia.
"Satu pertanyaan untuk Shell: bukankah minyak Rusia berbau darah Ukraina untuk Anda?" kata Kuleba dalam sebuah tweet.
Shell mengatakan awal pekan ini bahwa mereka akan keluar dari usaha patungannya dengan raksasa gas Rusia Gazprom dan entitas terkait. Sementara saingannya, BP mengumumkan mereka melepas 19,75% sahamnya di Rosneft, perusahaan minyak yang dikendalikan Rusia.
Dalam pernyataan barunya, Shell mengatakan bahwa perusahaan menyambut setiap arahan atau wawasan dari pemerintah atau pembuat kebijakan.
"Sedapat mungkin kami akan terus memilih alternatif untuk minyak Rusia, tetapi ini tidak dapat terjadi dalam semalam karena betapa pentingnya Rusia bagi pasokan global," kata Shell.
Simak Video 'Kota Irpin Membara, Pertempuran Sengit di Pinggir Kota Kiev':