Harga bensin di Amerika Serikat (AS) melonjak sebanyak 11% dalam sepekan terakhir ke level tertinggi sejak Juli 2008. Hal itu terjadi setelah sanksi global melumpuhkan kemampuan Rusia untuk mengekspor minyak.
Dikutip dari Reuters, Senin (7/3/2022), berdasarkan data AAA harga rata-rata bensin reguler mencapai US$ 4 per galon atau setara Rp 57.200 pada hari Minggu. Per galon setara dengan 3,785 liter.
Angka tersebut naik 11% dari US$ 3,6 pekan sebelumnya dan naik 45% dari US$ 2,7 tahun lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
AAA menyebut, harga bensin eceran AS mencapai rekor US$ 4,1 per galon pada 17 Juli 2008. Kala itu, harga minyak mentah tembus rekor ke US$ 147,27 per barel.
Gas paling mahal di negara itu adalah di California dengan harga US$5,2 per galon, diikuti oleh Hawaii (US$4,6), Nevada (US$4,5) dan Oregon (US$4,4).
Sementara itu, bensin berjangka AS melonjak ke rekor US$3,8 per galon pada hari Minggu.
Sementara, menurut GasBuddy, harga rata-rata bensin AS melonjak hampir 41 sen per galon, melampaui US$ 4 untuk pertama kalinya dalam 14 tahun. Angka tersebut hanya 10 sen di bawah rekor sepanjang masa US$ 4,1 per galon.
GasBuddy mengatakan kenaikan mingguan adalah yang terbesar kedua, menyusul lompatan 49 sen per galon selama sepekan di 3 September 2005 yakni setelah Badai Katrina menghantam Pantai Teluk AS.
(acd/dna)