Harga Minyak Diperkirakan Tembus US$ 240/Barel
Invasi Rusia ke Ukraina memberikan dampak yang besar pada perekonomian. Goldman Sachs menyatakan, dunia akan menghadapi salah satu kejutan terbesar di sektor energi.
"Ketidakpastian tentang bagaimana konflik ini dan kekurangan minyak akan diselesaikan, belum pernah terjadi sebelumnya," tulis ahli strategi Goldman Sachs dalam sebuah catatan kepada klien seperti dikutip dari CNN.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada hari Selasa, Gedung Putih mengumumkan larangan impor minyak Rusia dan Inggris berjanji untuk menghentikan impor dari negara itu pada akhir tahun ini.
Jika negara-negara Barat lainnya mengikuti jejak Amerika secara massal dan melarang minyak Rusia, harga minyak mentah bisa meroket hingga US$240 per barel musim panas ini. Hal tersebut seperti disampaikan Rystad Energy dalam sebuah laporan.
Rystad menambahkan, hal tersebut akan menciptakan 4,3 juta barel per hari 'lubang' di pasar yang tidak dapat dengan cepat digantikan dengan cepat oleh pasokan lain.
"Mengingat peran kunci Rusia dalam pasokan energi global, ekonomi global akan segera dihadapkan pada salah satu guncangan pasokan energi terbesar yang pernah ada," kata Goldman Sachs.
Goldman Sachs menambahkan bahwa skala guncangan itu berpotensi sangat besar.
(acd/ara)