Harga minyak dunia sedikit mereda setelah menembus US$ 130 per barel. Hal itu terjadi karena peran dari Uni Emirat Arab (UEA).
Diktuip dari CNN, Jumat (11/3/2022), Duta Besar UEA untuk AS, Yousef Al Otaiba mengatakan bahwa negara itu ingin meningkatkan produksi minyak dan akan mendorong Organisasi Negara Pengekspor Minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) untuk meningkatkan pasokan.
Komentar Otaiba membuat harga minyak turun pada hari Rabu. Harga minyak AS turun 12% menjadi kurang dari US$ 109 per barel. Minyak mentah Brent sebagai patokan global turun 13% menjadi US$ 111 per barel. Ini menandai penurunan satu hari paling tajam dalam hampir dua tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika UEA meyakinkan mitranya, maka akan terjadi perubahan haluan di mana minggu lalu OPEC+ tetap dengan rencana secara bertahap menambah pasokan minyak ke pasar, yang berlawanan negara maju untuk berbuat lebih banyak demi menekan harga minyak. Masalahnya juga, Rusia adalah bagian dari kelompok itu.
Rabu lalu, OPEC+ mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka akan meningkatkan produksi sebesar 400.000 barel per hari pada April di mana sebagian kecil dari produksi minyak mentah Rusia 10 juta barel per hari. Mereka menyebut pasar 'seimbang', meskipun harga minyak telah melonjak 30% dalam dua minggu terakhir
Pemerintahan Joe Biden melarang impor minyak mentah dan gas alam Rusia pada Selasa, tetapi Eropa yang menerima lebih banyak energi Rusia daripada AS belum menerapkannya. Namun, sanksi terhadap bank Rusia dan kekhawatiran tentang kemampuan untuk mengirimkan minyaknya telah menyebabkan larangan bayangan pada industri energi negara itu. Secara drastis mengurangi jumlah minyak Rusia yang dipasok ke pasar global.
Berlanjut ke halaman berikutnya.
Simak Video: Pasar Saham Asia Anjlok Imbas Serangan Rusia ke Ukraina