Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara terkait krisis energi hingga kenaikan harga minyak dunia. Kondisi ini semakin diperparah dengan perang antara Rusia-Ukraina.
"Sekarang semua negara mengalami (kelangkaan energi). Tambah perang harga naik," kata Jokowi dalam Sidang Terbuka Senat Akademik Dies Natalis ke-46 UNS, Jumat (11/3/2022).
Jokowi mengatakan rata-rata harga minyak pada 2020 hanya US$ 60 per barel. Harganya terus menanjak hingga saat ini mencapai level US$ 115 per barel, meskipun sudah mulai turun dari yang sempat US$ 130 per barel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kenaikan harga minyak itu telah membuat sejumlah negara menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Di Indonesia, kata Jokowi, masih menahan-nahan meskipun sudah mulai bertanya-tanya ke Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk memastikan ketahanan kas negara.
"Dua kali lipat semua negara harga jualnya ke masyarakat sudah naik juga, kita di sini masih nahan-nahan. Bu Menteri saya tanya gimana Bu, tahannya sampai berapa hari ini kita nahan-nahan terus," ujarnya.
Untuk diketahui, kenaikan harga minyak dunia memiliki dampak yang cukup besar terhadap kas keuangan negara terutama realisasi penyaluran subsidi BBM dan LPG 3 kilogram (kg).
Dalam APBN 2022, subsidi BBM dan LPG 3 kg ditetapkan sebesar Rp 77,5 triliun dengan asumsi harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) sebesar US$ 63 per barel.
(aid/zlf)