Goldman Sachs menilai pasar minyak dunia masih belum akan stabil. Artinya, dunia nantinya akan dipaksa untuk menggunakan minyak lebih sedikit. Goldman Sachs juga memperkirakan harga Brent menjadi US$ 135, di mana jumlah tersebut naik dari US$ 98 sebelumnya.
"Rentang kemungkinan hasil tetap ekstrem, mengingat ancaman lonjakan harga minyak yang mewakili ekonomi global," tulis ahli strategi Goldman Sachs.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagaimana dengan perusahaan minyak AS?
Produksi minyak AS diperkirakan akan naik secara signifikan. Administrasi Informasi Energi AS (EIA) mengatakan produksi minyak AS diperkirakan akan naik ke rata-rata 12 juta barel per hari pada tahun ini.
Angka Itu konsisten dengan perkiraan EIA sebelumnya pada Februari, di mana sebelum harga minyak melonjak ke level tertinggi sejak 2008.
Namun, EIA secara signifikan menaikkan perkiraan untuk produksi minyak AS pada 2023, dengan rata-rata 13 juta barel, naik dari perkiraan sebelumnya 12,6 juta. Rekor tahunan untuk produksi minyak AS juga ditetapkan pada 2019, ketika minyak 12,3 juta barel diproduksi setiap hari.
Simak Video: Negara Lain Harga Minyak Naik, Jokowi: Di Sini Masih Tahan-tahan
(fdl/fdl)