Kementerian ESDM mengungkapkan hasil investigasi terakhir dari kejadian kebocoran gas beracun H2S di PLTP Dieng yang dikelola PT Geo Dipa Energi. Dari hasil investigasi, disebutkan ada permasalahan malfungsi pada peralatan yang ada di wellpad atau sumur pembangkit di Dieng.
Menurut Dirjen EBTKE Kementerian ESDM Dadan Kusdiana insiden kebocoran gas beracun muncul pada peralatan pressure relief valve (PRV). Peralatan tersebut disebut mengalami malfungsi, hal itu terjadi karena katup PRV terbuka di bawah tekanan maksimal.
"Intinya bahwa ini ada peralatannya tidak bekerja sesuai speknya. Jadi ada malfunction dari peralatannya," ungkap Dadan dalam rapat kerja yang dilakukan dengan Komisi VII DPR, Kamis (17/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PRV merupakan katup penjaga tekanan yang ada di dalam sumur pembangkit, bila tekanan uap panas bumi berada di tekanan maksimal maka katup akan terbuka. Anehnya, di kejadian yang terjadi di Dieng, katup terbuka sebelum adanya tekanan maksimal.
Bila katup itu terbuka maka tekanan gas dari bawah tanah akan keluar. Salah satunya adalah gas H2S yang diketahui beracun dan berbahaya bagi manusia.
"Pada saat kejadian tim kami investigasi lihat data paska kejadian, katup ini terbuka di bawah tekanan. Ini lah yang sebabkan terjadinya paparan H2S ke para pekerja di sekitar sumur," papar Dadan.
Direktur Utama PT Geo Dipa Energi, Riki Firmandha Ibrahim pun mengakui hal tersebut. Menurutnya, pada saat kejadian memang ada peralatan yang tidak berkerja dengan baik. Alat tersebut diakuinya adalah katup pipa PRV.
"Yang ingin kami sampaikan bahwa relief pump diduga tidak bekerja dengan baik," kata Riki dalam rapat yang sama.
Lanjut di halaman berikutnya.
Simak Video "Video Top 5: Dimas Anggara Gampar Keisha hingga Vadel Akui Kesalahannya"
[Gambas:Video 20detik]