Pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery milik Inalum-Antam di Mempawah berjalan lambat, di mana progresnya baru mencapai progres 13,7%. Proyek smelter di Kalimantan Barat (Kalbar) itu melibatkan Aluminum Corporation of China Ltd (Chalco).
Direktur Hubungan Kelembagaan MIND ID, Dany Amrul Ichdan , menerangkan bahwa Menteri BUMN Erick Thohir telah meminta agar kontraktor dari China itu mempercepat pembangunan smelter.
"Pak Menteri BUMN sendiri juga sudah melakukan pendekatan dengan Chalco untuk meminta agar pelaksanaan ini bisa on the track dan melihat di mana yang bisa dibantu oleh pemerintah Indonesia dalam mempercepat proyek ini," kata Dany dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Senin (21/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan pihak Chalco memberikan respons yang positif dan berkomitmen untuk mengupayakan yang terbaik dalam proyek smelter tersebut.
Pengembangan smelter tersebut dikerjakan oleh konsorsium PT PP (Persero) dan Chalco. Dany menjelaskan bahwa pihaknya juga sudah berbicara dengan PP untuk mempercepat penyelesaian smelter.
"Saya juga melihat ada beberapa inisiasi yang sudah dilakukan teman-teman PP untuk mempercepat ini. Tapi fakta di lapangan memang ternyata ada banyak term and condition yang harus disesuaikan," sebutnya.
Proyek tersebut dimiliki oleh Inalum-Antam dengan mendirikan usaha patungan, PT Borneo Alumina Indonesia (BAI). Inalum dan Antam tergabung dalam Holding BUMN Tambang, MIND ID.
Lanjut dia, MIND ID sebagai pemegang saham PT BAI juga rutin memanggil Dirut PT BAI Dante Sinaga dan para pihak terkait lainnya untuk melakukan evaluasi.
"MIND ID sebagai pemegang saham PT BAI setiap bulan kita memanggil Pak Dante dan kawan-kawan untuk mengevaluasi project karena project ini juga diawasi dengan ketat oleh tiga konsultan pengawas yang ditunjuk oleh PT BAI yang melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan project," tambahnya.