Nicke mengajukan 3 rekomendasi kebijakan yang harus menjadi fokus menekan percepatan laju pemanasan global yang terjadi saat ini, sebagai berikut:
1. Mempercepat transisi menuju penggunaan energi berkelanjutan. Meningkatkan kerja sama global mengakselerasi transisi menuju penggunaan energi berkelanjutan melalui pengurangan intensitas karbon dalam penggunaan energi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
2. Memastikan transisi yang adil dan terjangkau, meningkatkan kerja sama global dalam rangka untuk memastikan transisi yang adil, teratur, dan terjangkau menuju penggunaan energi yang berkelanjutan di seluruh negara maju dan berkembang.
3. Kerjasama global dalam meningkatkan ketahanan energi. Berupaya mendorong kerja sama global untuk meningkatkan ketahanan energi tingkat konsumen melalui pemberian akses dan kemampuan untuk mengkonsumsi energi yang bersih dan modern.
Nicke mengungkapkan, perumusan Rekomendasi Kebijakan ini melibatkan beberapa pihak yang ada dalam Task Force Energy, Sustainability, & Climate B20. Termasuk 8 Co-Chairs yang merupakan C-Level dari pelaku usaha negara G20 dan lebih dari 140 Anggota yang memberikan masukan dalam arah Rekomendasi Kebijakan dan prioritas masalah.
"Yang paling penting dalam perumusan rekomendasi ini adalah keselarasan dengan para pemangku kepentingan, sehingga isu-isu yang kita bawa ke task force bisa sejalan dengan arah kebijakan Indonesia di G20," jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Koordinasi Kerjasama Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang juga menjabat B20 Sherpa Dr. Rizal Affandi Lukman mengatakan konsultasi pemangku kepentingan yang berkelanjutan penting untuk mengumpulkan ide-ide informasi yang relevan dan wawasan dari berbagai pemangku kepentingan yang relevan.
"Sejak awal Task Force ESC adalah gugus tugas paling populer di dalam presidensi B20 Indonesia. Ini adalah sinyal kuat bahwa masalah energi, keberlanjutan, dan iklim sangat relevan bagi banyak pihak saat ini," ujar Rizal.
Melalui diskusi tersebut, ia mendorong agar hasilnya dapat segera dilaksanakan lebih lanjut.
"Mari lebih terbuka dan kritis hari ini, karena keterlibatan kita semua sebagai sumber informasi berharga yang dapat digunakan. Ke depan tentunya akan menjalin kolaborasi dan kemitraan yang kuat dalam melahirkan rekomendasi kebijakan yang baik untuk semua," pungkas Rizal.
Dalam Stakeholder Consultation juga dihadiri narasumber dari berbagai lembaga keuangan, yaitu World Bank, MUFG Bank, Global Reporting Initiative (GRI), International Federation of Accountants (IFAC), World Research Institute (WRI) selaku Network Partner, dan PwC dan BCG sebagai Knowledge Partner di dalam Task Force
(akn/hns)