Pertamax Naik Harga, Menkeu Era SBY Sebut Beban APBN Bisa Bengkak!

Pertamax Naik Harga, Menkeu Era SBY Sebut Beban APBN Bisa Bengkak!

Dana Aditiasari - detikFinance
Kamis, 31 Mar 2022 13:03 WIB
Chatib Basri Singgung Sulitnya Reformasi Ekonomi di Indonesia
Foto: Australia Plus ABC
Jakarta -

Menteri Keuangan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), M Chatib Basri ikut mengomentari perihal kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax.

Menurutnya, ada risiko perpindahan konsumen BBM RON 92 itu ke jenis BBM yang lebih murah dalam hal ini Pertalite bila kenaikan harga Pertamax jadi diterapkan.

"Bisa terjadi migrasi dari Pertamax ke Pertalite," twit Chatib dalam akun resminya seperti dikutip detikcom, Kamis (31/3/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peralihan ini, lanjut dia, dipicu oleh adanya selisih harga yang cukup jomplang antara dua jenis BBM yang dijual PT Pertamina (Persero) tersebut.

"Pertamax naik ke Rp 16 ribu, Pertalite tetap di Rp 7.650," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Bila peralihan itu terjadi, lanjut Chatib, ada efek lanjutan yang mungkin ditimbulkan yang pada akhirnya memicu peningkatan beban negara.

Efek lanjutan yang dimaksud adalah, peralihan konsumen Pertamax ke Pertalite akan membuat permintaan Pertalite melonjak drastis.

Padahal, Pertalite diputuskan menjadi BBM penugasan yang artinya harga BBM ini disubsidi pemerintah. Lonjakan permintaan akan memaksa pemerintah menambah alokasi dana untuk mensubsidi harga BBM RON 90 ini.

Hal ini kata Chatib, akan menimbulkan risiko tersendiri bagi keuangan negara. Karena, sudah barang tentu beban keuangan negara akibat subsidi ini akan meningkat.

"Bisa terjadi over quota dan beban APBN naik tajam," beber dia.

Untuk itu ia menyarankan, daripada pemerintah memberi subsidi terhadap harga BBM Pertalite, lebih baik pemerintah memberikan subsidi yang menyasar pada masyarakat tak mampu agar subsidi yang diberikan lebih tepat sasaran.

"Lebih baik targeted subsidi orang daripada barang," tegasnya.

Simak Video: Besok Pertamax Bakal Naik, Erick Thohir: Mohon Maaf

[Gambas:Video 20detik]





(dna/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads