Hitung-hitungan PLN soal Keunggulan Kompor Listrik Vs Kompor LPG

Hitung-hitungan PLN soal Keunggulan Kompor Listrik Vs Kompor LPG

Angga Laraspati - detikFinance
Rabu, 06 Apr 2022 10:45 WIB
Memasak pakai kompor induksi atau kompor listrik.
Foto: dok. PLN
Jakarta -

PT PLN (Persero) mendorong masyarakat beralih dari kompos gas dengan menggunakan kompor listrik. Kompor jenis induksi ini dinilai memiliki beragam keunggulan dan manfaat bagi masyarakat.

"PLN sangat merekomendasikan penggunaan kompor induksi di dapur rumah tangga karena lebih aman, mudah, dan efisien," kata Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN Agung Murdifi dalam keterangan tertulis, Rabu (6/4/2022).

Agung menyebutkan sejumlah keunggulan menggunakan kompor induksi yang pertama adalah lebih praktis sebab pengguna kompor listrik tidak perlu menukar tabung LPG ketika habis. Kompor ini bekerja ketika alat masak diletakkan di atas kompor, lalu arus listrik bolak-balik dilewatkan dari dalam badan kompor melalui gulungan kawat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Panas yang dihasilkan langsung dialirkan ke alat masak, sehingga ketika bersentuhan dengan anggota tubuh tidak terasa panas dan relatif aman dan sisi waktu memasak juga lebih cepat karena kompor induksi memungkinkan penyebaran panas yang lebih merata ketimbang kompor gas sehingga hemat waktu.

Keunggulan kompor induksi lainnya adalah lebih aman karena tidak menimbulkan api dan asap, sehingga risiko menimbulkan kebakaran jauh lebih kecil. Selain itu juga tidak ada potensi ledakan akibat bahan bakar.

ADVERTISEMENT

"Kompor induksi yang tanpa api dan asap juga lebih sehat bagi penggunanya sebab tidak menghasilkan emisi, selain itu juga ramah terhadap anak-anak karena lebih aman," ungkap Agung.

Dari sisi penggunaan, kompor induksi juga lebih murah dibandingkan dengan kompor LPG. Hasil uji coba menunjukkan, rumah tangga kecil rata-rata mengkonsumsi 11,4 kg LPG subsidi dengan biaya Rp 79.400 per bulan setelah disubsidi pemerintah sebesar Rp 125.400. Sehingga total biaya yang dibutuhkan untuk memasak menggunakan LPG mencapai Rp 204.800 per bulan.

Sedangkan harga listrik tanpa subsidi 1 kWh adalah Rp 1.444,7. Kebutuhan listrik per bulan menggunakan kompor induksi sebesar 82 kWh. Dengan begitu biaya yang dibutuhkan untuk masak per bulan menggunakan kompor induksi tanpa subsidi sebesar Rp 118.465 sehingga terdapat penghematan sekitar Rp 86.335 setiap bulan.

"Waktu masak yang lebih cepat akan membuat kompor listrik lebih hemat penggunaan energi daripada gas," ujar Agung.

Tak hanya memberikan manfaat kepada masyarakat, negara juga memperoleh penghematan subsidi dan impor jika masyarakat beralih menggunakan kompor induksi. Dalam kajian PLN, untuk konversi sejumlah 300 ribu pengguna per tahunnya, akan dapat memberikan penghematan subsidi LPG sekitar Rp 450 miliar dan menekan biaya impor LPG sebesar Rp 220 miliar.

"Jika beralih menggunakan kompor induksi Indonesia juga akan mandiri energi sebab tanpa harus bergantung ke impor. Sebab selama ini kompor LPG sebagian besar penyediaan energinya masih impor," tambahnya.

Baca selanjutnya

PLN pun telah melakukan sejumlah upaya untuk menumbuhkan minat masyarakat beralih ke kompor induksi, yaitu memberikan harga khusus tambah daya hanya sebesar Rp 150 ribu melalui program Nyaman Kompor Induksi untuk pelanggan yang membeli kompor induksi melalui partner yang memiliki kerja sama dengan PLN.

PLN juga memiliki produk layanan Ekstra Daya, yaitu paket tambahan kapasitas daya bagi rumah baru. Pelanggan cukup membayar biaya penyambungan daya 900 VA dan mendapat kapasitas daya 2.200 VA jika sudah dilengkapi kompor induksi lengkap peralatan masak. Program ini dilakukan dengan menggandeng BUMN Karya serta perusahaan properti.

"Produk-produk layanan PLN untuk paket kompor induksi ini merupakan bagian dari rencana program konversi energi berbasis impor menjadi domestik. Langkah ini akan berkontribusi terhadap penguatan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan," imbuh Agung.

Kompor induksi pun telah digunakan di segala sektor, baik rumah tangga hingga komersial. Contohnya adalah Cafe Kalukulolo, di Tol-Toli Sulawesi Tengah.

Imran sang pemilik kafe mengatakan tempat usahanya telah meninggalkan kompor berbahan bakar LPG dan beralih menggunakan kompor induksi untuk mendukung kebutuhan operasionalnya.

Awalnya ia beralih menggunakan kompor induksi untuk disesuaikan dengan desain konsep cafe kekinian. Namun setelah berjalannya waktu, ia merasakan keunggulan lainnya.

"Bentuk kompor induksi itu kekinian, sesuai dengan konsep kafe kami. Ternyata juga lebih bersih dibanding kompor gas," jelas Imran.

Dia mengaku lebih menghemat pengeluaran dalam biaya operasional ketika menggunakan kompor induksi. Selain itu waktu memasak juga menjadi lebih cepat karena panas yang dihasilkan optimal.

Setelah menggunakan kompor induksi, Imran mengaku tidak ada lagi kekhawatiran kehabisan bahan bakar ketika sedang memasak, sebab pasokan listrik relatif lancar.

Menggunakan kompor induksi pun dinilainya jauh lebih aman sebab tidak ada risiko kebocoran gas yang dapat menjadi pemicu kebakaran, sehingga lebih nyaman dalam menjalankan kegiatan usaha.

"Kompor induksi juga lebih simpel, karena kami sering ikut event di luar kafe enggak perlu repot lagi mengangkat-angkat tabung gas," tuturnya.


Hide Ads