Untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK), PT Pertamina (Persero) mengkaji komersialisasi penerapan teknologi Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS) di wilayah Sumatera Tengah. Langkah pengkajian tersebut dengmenggandeng Mitsui & Co., Ltd.
Direktur Strategi, Portofolio, & Pengembangan Usaha (SPPU) Pertamina, Iman Rachman kerja sama ini untuk melakukan studi kelayakan penerapan teknologi CCUS di Sumatera Tengah, sekaligus menjajaki kemungkinan membangun kemitraan strategis jangka panjang dalam pengembangan dekarbonisasi guna mencapai target transisi energi.
Pertamina dan Mitsui akan melakukan penelitian teknologi penangkapan, pemurnian dan penyimpanan CO2 sesuai kapasitas serta formasi subsurface. Hal ini untuk mendapatkan hasil kajian yang komprehensif dan optimal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, dilakukan penetapan dan pemetaan sumber emisi CO2 di sekitar lokasi penyimpanan atau pemanfaatan CO2, potensi penerimaan CO2 dari daerah lain, hingga rencana pengembangan hub dan cluster CCS/CCUS untuk mendapatkan bisnis baru. Rencana ini juga mencakup transportasi CO2 melalui pipa, truk, dan kapal dari sumber emisi ke lokasi dengan kombinasi yang paling efisien.
"Kami berharap, kolaborasi dalam studi ini dapat mengidentifikasi bisnis potensial bagi Pertamina dan Mitsui di industri energi ke depannya. Di era transisi energi, Pertamina dan industri lain harus melakukan segala upaya untuk mengurangi dan memitigasi emisi karbon ke atmosfer agar perubahan iklim tetap terkendali. Regulasi, izin dan dukungan pemerintah serta kerja sama para pemangku kepentingan akan menjadi faktor kunci keberhasilan program CCUS ini," ujar Iman dalam keterangan tertulis, Kamis (7/4/2022).
Iman menjelaskan, pihaknya berupaya mendukung pemerintah menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 29% di tahun 2030 atau 41% dengan dukungan internasional. Pengembangan bisnis CCUS menjadi salah satu inisiatif mendukung dekarbonisasi dan solusi teknologi Enhance Oil/Gas Recovery (EOR/EGR) dalam meningkatkan produksi migas di Indonesia.
"Penerapan teknologi CCUS ini diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi penurunan emisi Gas Rumah Kaca, tetapi juga memiliki manfaat finansial untuk ekonomi karbon yang inklusif," terangnya.
Sementara itu, General Manager of Sustainable Energy Development Division, Energy Business Unit I, Mitsui & Co., Ltd., Yasuchika Maruyama menyambut baik kolaborasi dengan Pertamina.
"Kerja sama ini tidak hanya akan mempererat hubungan baik antara Mitsui dan Pertamina, tapi juga antara Indonesia dan Jepang," katanya.
Maruyama menilai Indonesia merupakan salah satu negara produsen migas terkemuka di Asia. Sehingga diharapkan kerja sama ini mendorong sejumlah lapangan migas yang memasuki fase penurunan produksi agar dapat digunakan kembali. Sedangkan bagi Mitsui dapat memanfaatkan pengetahuan dari proyek-proyek CCUS di UK dan negara lain. Selain itu, diharapkan keduanya akan menciptakan rantai nilai CCUS di Asia Pasifik.
"Kami berharap bersama Pertamina dapat mengembangkan proyek CCUS yang hemat biaya dengan memanfaatkan keunggulan yang ada dalam bentuk sinergi," tandasnya.
Sebagai informasi, kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan Kesepakatan Kerja Sama Studi (Joint Study Agreement/JSA) oleh Direktur Strategi, Portofolio, & Pengembangan Usaha (SPPU) Pertamina, Iman Rachman serta General Manager of Sustainable Energy Development Division, Energy Business Unit I, Mitsui & Co., Ltd., Yasuchika Maruyama yang disaksikan oleh Sinichi Kikuchihara selaku President Director of PT Mitsui Indonesia, di Graha Pertamina pada Rabu (6/3) kemarin
(prf/hns)