Kementerian ESDM: Logam Tanah Jarang Bukan Mineral Radioaktif

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 11 Apr 2022 14:14 WIB
Foto: Reuters
Jakarta -

Kementerian ESDM menegaskan logam tanah jarang atau rare earth bukan lah mineral yang bersifat radioaktif. Dirjen Mineral dan Batu Bara Ridwan Djamaluddin menegaskan logam tanah jarang masuk ke dalam golongan mineral logam.

"Terkait regulasi, yang penting untuk kami laporkan adalah logam tanah jarang ini digolongkan sebagai mineral logam, bukan mineral radioaktif," ujar Ridwan dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR, Senin (11/4/2022).

Menurut Ridwan hal ini sudah sesuai dengan Peraturan Pemerintah no 96 tahun 2021. Karena logam tanah jarang digolongkan sebagai mineral logam, maka pengelolaannya tak perlu meminta izin khusus dari Badan Pelaksana Ketenaganukliran dalam hal ini Badan Tenaga Nuklir Nasional alias Batan.

"Jadi pengusahaannya atau kegiatannya dikelola berdasar UU Minerba dan tidak perlukan perizinan khusus dari Badan Pelaksana Tenaga Nuklir. Jadi ini mineral logam bukan mineral radioaktif," ungkap Ridwan.

Hal ini dinilai dapat memudahkan pengelolaan rare earth di tanah air. Pasalnya, memang beberapa kandungan logam yang memiliki kandungan rare earth diketahui memiliki kandungan radioaktif. Misalnya saja seperti monasit dan senotim.

Dari paparan Ridwan, kandungan logam tanah jarang di monasit banyak ditemui di Indonesia. Potensi jumlahnya, mencapai ratusan ribu ton atau tepatnya sekitar 186.663 ton. Potensi sumber daya logam tanah jarang itu banyak ditemui di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Sumber daya logam tanah jarang saat ini memiliki nilai ekonomi yang sangat besar dan dunia sedang berlomba-lomba mencarinya.

Logam tanah jarang sendiri adalah mineral ikutan yang bersifat magnetik dan konduktif yang digunakan menjadi komponen utama dalam pemberian daya terhadap sebagian besar perangkat elektronik atau gadget, yakni ponsel, tablet, speaker, dan sebagainya. Penggunaan logam tanah jarang juga mulai banyak ditemukan untuk bidang kesehatan hingga industri pertahanan.



Simak Video "Video Mengenal Logam Tanah Jarang yang Diinginkan Trump dari Ukraina"

(hal/zlf)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork