Produksi Migas Anjlok, Hati-hati Impor Jebol!

Produksi Migas Anjlok, Hati-hati Impor Jebol!

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Jumat, 22 Apr 2022 20:00 WIB
close up Dwi Soetjipto
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto (Foto: Edi Wahyono)
Jakarta -

Produksi minyak dan gas bumi (migas) Indonesia masih di bawah target pada kuartal I 2022. Tentu, hal ini patut diwaspadai sebab kebutuhan minyak Indonesia saat ini sebagian masih dipenuhi dari impor.

SKK Migas mencatat, lifting minyak 611,7 ribu bopd atau 87% dari target 703 ribu bopd. Sementara, gas 5.321 MMSCFD atau 92% dari target 5.800 MMSCFD.

Kepala SKK Migas menjelaskan, tidak tercapainya target karena pandemi hingga penghentian produksi secara tidak terencana (unplanned shutdown).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Produksi dan lifting mostly kita masih terkena dengan kendala-kendala entry point yang sangat rendah di tahun 2022 karena dampak dari pandemi yang di 2021," jelasnya dalam konferensi pers, Jumat (22/4/2022).

Dia mengatakan, produksi minyak pada Januari 2021 sebesar 687 ribu per barel. Kemudian, produksi turun karena beberapa unplanned shutdown.

ADVERTISEMENT

Sebutnya, di antaranya karena kebocoran pipa di PHE ONWJ, gangguan di MedcoEP Natuna hingga gangguan di PHR.

"Kemudian yang paling besar PHR Rokan yang terjadi power off karena penangkal petirnya short," katanya.

Produksi minyak di Januari 2022 menjadi 616 ribu barel per hari. Unplanned shutdown terjadi lagi memasuki tahun 2022 yakni di EMCL.

"Sayang terakhir di minggu-minggu kemarin ada problem EMCL khususnya Lapangan Kedung Keris di mana pipanya karena adanya tanah longsor pipanya menjadi bengkok. Khawatir ada hal-hal yang lebih berbahaya kemudian disetop sehingga kita kehilangan 11 ribu produksi di Cepu," ujarnya.

Dia mengatakan, sejumlah strategi telah diterapkan untuk mengatasi unplanned shutdown. Namun, strategi yang diterapkan belum cukup sukses.

"Ini adalah hal-hal yang kita lihat, lawan kita paling utama adalah unplanned shutdown. Kita akan coba nanti bagaimana bisa menurunkan unplanned shutdown. Ini sudah jadi strategi tetapi ternyata so far masih belum sukses," terangnya.

Bersambung ke halaman selanjutnya.


Jurus SKK Migas Tambal Produksi Migas

Sejumlah strategi disiapkan SKK Migas untuk menggenjot produksi minyak yang anjlok. Apalagi, anjloknya produksi dipicu oleh penghentian produksi secara tidak terencana (unplanned shutdown) kontraktor kontrak kerjasama (KKKS) besar.

Direktur Operasi SKK Migas Julius Wiratno menjelaskan, unplanned shutdown itu beberapa di antaranya terjadi di KKKS besar seperti PHR, EMCL dan BP. Dia bilang, salah satu cara yang ditempuh untuk menutup produksi ialah menambah pengeboran.

"Usaha-usaha lain tentu saja tadi disampaikan dalam hal menduakalilipatkan pengeboran-pengeboran kita," katanya.

"Di Rokan akan menambah rig dari 19 akan menjadi 23, ditambah 3 lagi akan menjadi 26. Diharapkan sampai akhir tahun bisa catchup bisa recovery, bisa menutup kekurangan-kekurangan yang terjadi di kuartal pertama ini," paparnya.

Proyek-proyek yang berjalan juga akan dipercepat. Selain itu, sisa-sisa stok yang tersedia juga akan dikuras.

"Kita masih sedikit punya stok yang nanti akan kita kuras juga untuk meningkatkan target lifting kita," tambahnya.

Dia menuturkan, produksi saat ini masih 30 ribu barel per hari dari angka teknis seharusnya. Dia berharap, dengan berbagai langkah dari penambahan pengeboran hingga percepatan proyek bisa menambah produksi dan lifting minyak.

"Produksi di 623 (ribu bopd) itu masih 30 ribu bopd di bawah target yang seharusnya angka teknis di 654 (ribu bopd). Awal tahun sudah kurang 20 ribu, kena unplanned shutdown itu impactnya sampai hari ini 3 bulan pertama ini ytd bisa berkurang 10 ribu bopd. Jadi totalnya masih berkurang 30 ribu," paparnya.


Hide Ads