PT Freeport Indonesia (PTFI) menerbitkan global bond untuk investasi pembiayaan Smelter baru di Gresik, Jawa Timur. Presiden Direktur PTFI Tony Wenas mengatakan total pesanan global bond melebihi kebutuhan yang diperlukan perusahaan atau oversubscribed.
Total pesanan yang masuk lebih dari 5 kali lipat dari kebutuhan atau US$ 15 miliar. Sementara kebutuhan untuk investasi Smelter Tembaga baru di Gresik itu hanya US$ 3 miliar atau setara Rp 42,9 triliun.
"Ternyata oversubscribed 5 kali, jadi demand-nya ada US$ 15 miliar dolar. Tapi yang kita butuhkan US$ 3 miliar," kata Tony saat wawancara bersama detiknetwork beberapa waktu lalu, dikutip Rabu (10/5/2022).
Menurut Tony, hal tersebut menggambarkan kepercayaan investor internasional kepada Indonesia dan PTFI.
"Sekarang kan investor sangat concern, nggak berani dia untuk dia harus mempertanggungjawabkan pemilik uang kalau misalnya membeli bond yang mencemari lingkungan. Tetapi kan tidak seperti itu," katanya.
Tony mengatakan,investor membeli global bond PTFI berasal dari berbagai negara. Bahkan diungkapkan ada investor besar di antaranya.
"Dari banyak sekali negara, institusi ada beberapa nama besar di situ, ada 3 yang ambil 5 tahun dan 30 tahun. Izinnya PTFI di sampai 2041 tapi boundnya ada yang beli juga 30 tahun US$ 750 juta, 10 tahun US$ 1,5 miliar , dan ada 5 tahun," tuturnya.
Dalam meyakinkan investor, Tony mengaku dengan cara menjual bukti hasil operasional, cash flow hingga EBITDA yang baik pada PTFI. Selain itu, yang tak kalah penting menurut Tony mengenai environmental, social, and governance (ESG).
"Satu yang penting yang selalu ditanyakan oleh sebagian besar investor itu soal ESG, environmental, social and government. Dan ini dalam roadshow kita hampir semua yang ditanyakan itu. Ternyata mereka puas apa yang dilakukan PTFI mulai dari environmental, social and government," jelasnya.
(eds/eds)