Tony Wenas mengatakan hasil kinerja PTFI sendiri sepanjang kuartal I-2022 sesuai target dan perkiraan.
"Semua produksi sesuai dengan forecasts, kita produksi tembaga sedikit di bawah forecasts, produksi emas di atas forecasts dari segi harga tentu lebih baik dari kuartal sebelumnya. Sehingga kinerja keuangan maupun produksi pertumbuhannya agak naik," katanya.
"Dibandingkan dengan kenaikan harga tembaga tentu saja akan lebih baik posisinya akan lebih baik lagi," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski harga komoditas tambang tengah tinggi, produksi tidak bisa dipaksa meningkat begitu saja. Tony menjelaskan, untuk tambang biasanya telah diatur untuk jangka panjang.
"Kita sudah kita atur sedemikian rupa sampai 2041. Jadi, 'oh harga lagi tinggi kita produksi lebih banyak', nggak bisa juga seperti itu. Karena tambang bawah tanah kita itu sistemnya block caving jadi diambilnya memang dari bagian bawah nanti akan runtuh sehingga memang sudah seperti itu," jelasnya.
Tony menargetkan tahun ini kapasitas produksi tambang bawah tanah Freeport bisa mencapai kapasitas 100%. Untuk total produksi tembaga bisa mencapai 1,6 miliar pound dan 1,6 juta pounds emas.
"Dan untuk tahun depan ada sedikit peningkatan lagi tetapi kira kira sudah segitu lah," katanya.
Kemudian, untuk rencana produksi per harinya ditargetkan bisa menghasilkan 200 ribu ton bijih tambang per hari. Sementara untuk tahun depan bisa mencapai 230 ribu ton bijih tambang
Meski produksi bertambang, Ia mengungkap tidak selalu sejalan dengan peningkatan pendapatan. Tony menjelaskan, khusus untuk pertambangan tergantung pada kadar dan juga harga.
"Jadi belum tentu kita produksinya bijinya lebih tinggi dan terus kemudian incomenya pasti lebih tinggi. Kalau menyentuh kadarnya lebih rendah dan harganya turun kita kan tidak bisa menentukan harga," ungkapnya.
"Kalau kuartal I ada peningkatan yang lumayan karena ada peningkatan harga dan kadarnya bagus," jelasnya.
(eds/eds)