Kebakaran Kilang Pertamina Terulang, Sinyal Mafia Migas Makin Kuat?

Kebakaran Kilang Pertamina Terulang, Sinyal Mafia Migas Makin Kuat?

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Selasa, 17 Mei 2022 21:00 WIB
Sejumlah petugas pemadam kebakaran dari Pertamina berusaha memadamkan api di area RU V Pertamina, Karanganyar, Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (4/3/2022). Kebakaran terjadi di Kilang PT Pertamina (Persero) area RU V Pertamina Balikpapan yang disebabkan flash di inlet pipa finfan cooler hydrocracker B di area tersebut, namun demikian api sudah berhasil dipadamkan dan operasional kilang Balikpapan masih berjalan normal. ANTARA FOTO/Novi Abdi/Bay/wsj.
Foto: ANTARA FOTO/NOVI ABDI
Jakarta -

Kebakaran di Kilang Balikpapan memperkuat dugaan adanya unsur kesengajaan. Sebab, kebakaran di area kilang terjadi berulang dan khusus Kilang Balikpapan terjadi dua kali pada tahun ini.

Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi menilai, kilang merupakan aset yang berharga bagi sebuah perusahaan minyak dan gas bumi (migas). Kebakaran ini, tentu memberikan dampak kerugian.

Dia mengatakan, kebakaran yang beruntun tersebut menjadi tanda jika sistem keamanan kilang buruk dan di bawah standar internasional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Menurut saya, kebakaran yang ini beruntun itu ya, dua tahun, sebelumnya sudah terjadi juga beruntun. Maka ini menandakan atau semakin menguatkan indikasi bahwa sistem keamanan kilang tadi sangat jelek, tidak sesuai dengan standar internasional. Karena kalau sesuai dengan standar harus mencapai zero accident," katanya kepada detikcom, Selasa (17/5/2022).

Kemudian, kebakaran ini menguatkan indikasi adanya unsur kesengajaan. Memang, untuk hal tersebut perlu pembuktian.

ADVERTISEMENT

Dia menerangkan, jika dugaan kesengajaan ini dikaitkan dengan mafia migas maka tujuannya ialah untuk memperbesar impor.

"Kalau mengacu kepentingan mafia migas misalnya, untuk menghalang-halangi pembangunan kilang, atau kemudian untuk menghambat penggunaan kilang, agar impornya akan semakin membesar tadi. Impor inilah mafia migas melakukan pemburuan rente," terangnya.

"Apakah benar indikasi tersebut, saya nggak bisa membuktikan, maka kita harus serahkan kepada aparat untuk membuktikan indikasi tersebut. Tapi selama ini kan, pemeriksan sebenarnya nggak pernah tuntas," sambungnya.

Sementara, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro menilai, kebakaran yang beruntun ini perlu menjadi perhatian banyak pihak. Meski demikian, dia menilai, ada berbagai kemungkinan yang menjadi penyebab kebakaran. Salah satunya, umur kilang yang relatif tua.

"Kalau saya lihat umur kilang menjadi faktor penentu dan kilang-kilang kita sebagian besar kilang-kilang lama. Untuk perawatan juga saya kira membutuhkan biaya yang besar, risikonya juga cukup besar juga," terangnya.

"Ini menjadi message peremajaan kilang itu menjadi penting sehingga program RDMP atau GRR memang harus segera dilaksanakan atau diselesaikan," tambahnya.


Dampak Kebakaran Kilang

Kebakaran pada Kilang Balikpapan Pertamina diperkirakan akan memberikan dampak terhadap pemenuhan BBM. Untuk menutup kebutuhan karena terganggunnya produksi imbas kebakaran, maka diproyeksi akan ditutup oleh impor.

Sebagaimana diketahui, kebakaran terjadi pada Plant 5 yang menghasilkan bahan baku untuk gasoline. Komponen tersebut untuk memproduksi BBM beroktan tinggi seperti Pertamax.

"Dengan kebakaran kilang tadi, maka otomatis kan harus diganti. Dari mana? Pasokan tadi itu tidak mungkin diambilkan dari kilang yang lain kan. Maka yang dilakukan ya impor memenuhi kebutuhan tadi," kata Fahmy Radhi.

Kebakaran ini juga membahayakan pekerja maupun warga sekitar. Apalagi, kebakaran tersebut telah menimbulkan korban. Menurutnya, kebakaran ini menimbulkan ketakutan bagi warga setempat.

Komaidi Notonegoro menilai, jika fasilitas yang terbakar terkait dengan Pertamax maka tidak memberikan dampak yang besar. Sebab, konsumsi Pertamax secara nasional bukanlah yang terbesar.

"Kalau bensin ada di RON di bawah Pertamax. Pertalite yang banyak untuk sekarang ini. Kalau Pertamax yang problem manajemen penanganannya lebih cepat," ujarnya.

Menurutnya, kebakaran itu pasti memberikan dampak pada produksi BBM. Namun, karena konsumsinya relatif tidak besar maka risikonya bisa dikelola dengan lebih cepat.

"Kalau dikatakan nggak ada, pasti ada dampaknya. Pasti ada produksi yang terganggu. Pertamax biasanya konsumsinya nggak terlalu besar," ujarnya.




(acd/zlf)

Hide Ads