PT Sorikmas Mining menyatakan, pihaknya melakukan kegiatan eksplorasi dalam 24 tahun terakhir tapi belum melakukan produksi. Perusahaan ini jadi sorotan karena wilayah operasinya berdekatan dengan longosornya tambang ilegal di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara.
Presiden Direktur Sorikmas Mining Boyke Poerbaya Abidin menjelaskan, pihaknya belum melakukan penambangan karena cadangan terbuktinya kurang ekonomis. Sehingga perusahaan melakukan pengeboran lagi.
"Kalau dibilang aktivitas memang kita mengalami satu masa di mana kita buktikan cadangan terbukti kita itu kurang ekonomis sehingga kami melakukan drilling lagi saat ini," katanya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII, Senin (23/5/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan saat ini selama 1 tahun terakhir kita sudah melakukan 160 lubang tambang dengan biaya tiap lubang itu kalau kita termasuk analisa sekitar Rp 3 miliar lebih. Itu di luar sewa helinya, kemudian operasional," tambahnya.
Dia mengaku, belum ada kegiatan produksi sampai saat ini. Ia mengatakan, saat ini pihaknya tengah berupaya menambah cadangan melalui kegiatan eksplorasi.
"Selama 24 tahun kegiatannya yang kita lakukan pencarian, kemudian melakukan studi kelayakan, eksplorasi dan studi kelayakan, belum ada produksi," ujarnya.
Lantas, kenapa perusahaan tak hengkang dari tambang tersebut?
"Justru kita berpikir dengan potensi yang ada sekarang ini menjadi tidak ekonomis untuk ditambang. Oleh sebab itu kita terus melakukan perbaikan-perbaikan studi kelayakan termasuk kegaitan eksplorasi tambahan. Itu yang kita lakukan saat ini," ujarnya.
Berdasarkan data paparan Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin disebutkan, PT Sorikmas Mining bergerak pada komoditas emas dan mineral ikutan lainnya. Perusahaan merupakan pemegang kontrak karya (KK) generasi ke VII tertanggal 19 Februari 1998 yang merupakan penanaman modal asing (PMA). Adapun jangka waktu KK yakni 8 Desember 2017 sampai dengan 8 Oktober 2049.
Perusahaan berencana melakukan produksi pada tahun 2023 dengan rincian tambang 164.032 ton dan pengolahan dengan jumlah yang sama.
Dikutip dari Minerba One Data Indonesia (MODI) adapun pemegang saham Sorikmas Mining yakni 75% AberfoylePungkut Investments Pte Ltd dan 25% Antam
(acd/dna)