Rusia Jaring Pembeli Baru Usai Minyaknya Diboikot Uni Eropa, Dapat?

Rusia Jaring Pembeli Baru Usai Minyaknya Diboikot Uni Eropa, Dapat?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 02 Jun 2022 23:16 WIB
Para Pemimpin Eropa Waspadai Dampak Embargo Minyak dan Gas Rusia
Foto: Dok. Anadolu Agency: Rusia mencari importir baru usai minyaknya diboikot Uni Eropa
Jakarta -

Uni Eropa menjatuhkan sanksi baru buat Rusia. Minyak dari negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin itu diembargo Uni Eropa.

Meski begitu, Rusia nampaknya punya cara lain untuk mengurangi kerugian atas sanksi itu. Rusia berencana mencari pembeli lain untuk minyak mentahnya, atau paling tidak memangkas produksi untuk menjaga harga tetap tinggi dan memberikan keuntungan.

Para pemimpin Uni Eropa sebelumhya setuju melarang impor 90% minyak mentah Rusia hingga akhir tahun sebagai bagian dari paket sanksi keenam terhadap Rusia. Sanksi diberikan atas langkah Presiden Putin menginvasi Ukraina.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Respons Rusia jelas akan diawasi dengan ketat," kata Helima Croft, Kepala Strategi Komoditas Global di RBC Capital Markets, dikutip dari CNBC, Kamis (2/6/2022).

Rusia merupakan produsen minyak terbesar ketiga di dunia setelah AS dan Arab Saudi. Di Eropa 36% impor minyak mentah berasal dari Rusia.

ADVERTISEMENT

Mikhail Ulyanov, perwakilan tetap Rusia untuk organisasi internasional di Wina mengatakan negara itu akan mencari pembeli lain untuk minyaknya.

"#Rusia akan menemukan importir lain," kata Ulyanov melalui cuitannya di Twitter, merujuk pernyataan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.

Helima Croft menilai Rusia akan sangat mudah menemukan pembeli dari minyak mentahnya. Barel-barel minyak Rusia bisa saja dikirim ke India, China, ataupun Turki.

"Apakah barel itu menemukan rumah di India, China, dan Turki dapat bergantung pada apakah Eropa pada akhirnya memilih untuk menargetkan pelarangan pengiriman dan layanan. Faktor lain, apakah AS memilih untuk menjatuhkan sanksi sekunder gaya Iran," tulis Croft.

Siapa calon pembeli minyak Rusia setelah embargo Uni Eropa berlaku? Langsung klik halaman berikutnya

Yang jelas, Rusia sudah memiliki dua kemungkinan pembeli untuk minyak mentahnya, yaitu China dan India. Negara-negara ini telah membeli minyak Rusia saat ini dan pengamat-pengamat menyebut tampaknya transaksi minyak ini akan terus berlanjut.

India dilaporkan membeli 11 juta barel minyak mentah pada Maret dan angka itu melonjak menjadi 27 juta pada April dan 21 juta pada Mei. Statistik itu dibuat oleh perusahaan data komoditas Kpler. Hal ini sangat kontras dengan impor minyak yang cuma mencapai 12 juta barel selama tahun 2021.

China pun sudah menjadi pembeli tunggal terbesar minyak Rusia, bahkan dilaporkan juga pembelian minyak oleh China juga melonjak. Dari Maret hingga Mei, China membeli 14,5 juta barel. Angka itu merupakan peningkatan tiga kali lipat dari periode yang sama tahun lalu

Rusia juga dapat memangkas produksi dan ekspor minyak mentah untuk meredam pukulan terhadap keuangannya. Pada hari Minggu, wakil presiden perusahaan minyak Rusia Lukoil, Leonid Fedun, mengatakan negara itu harus memangkas produksi minyak hingga 30% untuk mendorong harga lebih tinggi dan menghindari penjualan minyak dengan harga diskon.

Mengingat persediaan sangat rendah dan kelangkaan kapasitas penyulingan, pengurangan ekspor Rusia dapat memiliki dampak ekonomi yang sangat merusak musim panas ini.

Tetapi jika produksi Rusia turun, pemain lain mungkin turun tangan untuk membantu menjinakkan harga. Arab Saudi siap untuk meningkatkan produksi minyak mentah jika produksi Rusia turun secara signifikan menyusul sanksi Uni Eropa. Aliansi OPEC+, yang menjadi bagian dari Rusia, akan mengadakan pertemuan bulanan pada Kamis nanti.


Hide Ads