Jajal Beli BBM Pakai Aplikasi MyPertamina, Gampang Atau Ribet?

Jajal Beli BBM Pakai Aplikasi MyPertamina, Gampang Atau Ribet?

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Selasa, 14 Jun 2022 12:46 WIB
MyPertamina/Dok Eduardo Simorangkir
Foto: MyPertamina/Dok Eduardo Simorangkir
Jakarta -

Pemerintah berencana untuk membatasi pembelian bahan bakar minyak (BBM) subsidi dengan mewajibkan para pembelinya terdaftar di aplikasi MyPertamina. Hal ini dilakukan sebagai upaya agar penyaluran BBM subsidi lebih tepat sasaran.

detikcom pada Selasa (14/06/2022), mencoba menelusuri beberapa SPBU di kawasan Ibu Kota untuk melihat bagaimana penggunaan aplikasi MyPertamina dalam pembelian BBM sehari-hari.

Sebelum membeli BBM, masyarakat harus men-download aplikasi MyPertamina melalui smartphone. Kemudian jangan lupa untuk melakukan registrasi dengan mengisi data diri dan data kendaraan seperti jenis, merek, nomor polisi dan tipe konsumen seperti pribadi, driver online, bisnis, transportasi umum dan lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah itu, Anda harus menghubungkan akun LinkAja dengan aplikasi MyPertamina. Ini bertujuan untuk memudahkan pembayaran. Aplikasi tersebut memberikan beberapa pilihan antara lain menggunakan debit tertentu seperti BRI, Mandiri dan BNI (yang harus didaftarkan terlebih dahulu ke aplikasi).

Setelah detikcom sampai di SPBU yang berada di kawasan Gereja Theresia, Gondangdia, terpantau antrean panjang mengular dari para pengguna kendaraan bermotor. Terlihat bahwa pada antrean tersebut hampir tidak ada yang menggunakan aplikasi MyPertamnia. Meski demikian, SPBU tersebut melayani transaksi dengan menggunakan MyPertamina.

ADVERTISEMENT

Menurut pengalaman yang dirasakan detikcom, aplikasi ini berjalan lancar. Hanya saja bila dilihat dari segi kepraktisan, metode pembayaran lain terbilang jauh lebih cepat dan praktis.

Konsumen bisa menghabiskan waktu 30-40 detik untuk mengisi BBM dengan metode pembayaran cash (di luar durasi mengantri). Dalam penggunaan pengalaman menggunakan pertama kali, detikcom membutuhkan waktu sekitar 1,5 menit. Hal ini terjadi karena butuh waktu beberapa lama untuk sinkronisasi antara aplikasi dan alat MyPertamina di SPBU.

Hal ini pun dikonfirmasi oleh salah seorang penjaga di SPBU tersebut yang mengatakan kalau koneksi internet sangat mempengaruhi kinerja alat tersebut.

"Sabar ya neng, itu mah istilahnya tergantung musim. Memang suka agak lama," ujar dia.

Bahkan dia menambahkan kalau metode pembayaran menggunakan kartu debit jauh lebih cepat, meski memang yang tercepat adalah dengan cara cash.

Setelah selesai mengisi BBM, tampilan aplikasi pun berubah. Di situ terekam kapan kendaraan kita mengisi BBM, kapan, di mana dan berapa liter jumlahnya. Semua terekam dengan lengkap.

Meski demikian, pembelian BBM dengan menggunakan aplikasi MyPertamina masih ada beberapa kendala. Di antaranya adalah kendala sinyal atau koneksi.

Selain itu juga kendala mesin receiver di SPBU yang rusak juga menjadi kendala. Seperti yang ditemukan di salah satu SPBU di kawasan Jakarta Pusat.

"Suka gangguan ini mesinnya. Kadang di sininya (nozzle) sudah keluar, tapi di aplikasinya belum jalan. Jadi suka lama transaksinya dan ribet," ujar Sutaji, petugas yang melayani detikcom saat itu.

Sutaji juga mengatakan bahwa memang aplikasi ini sangat bergantung dengan sinyal dan koneksi internet sehingga hal ini pun juga menjadi salah satu yang menghambat kepraktisan transaksi.

Meski begitu, lewat aplikasi ini kita juga bisa mengetahui cara mudah untuk menemukan SPBU Pertamina terdekat, bayar bensin di SPBU Pertamina dengan pembayaran digital (Linkaja) sekaligus mendapatkan loyalty point, serta tracking system belanja bensin bulanan.

Penjelasan Pertamina ada di halaman berikutnya

Terkait dengan kelancaran penggunaan aplikasi MyPertamina, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga SH C&T, Irto Ginting mengungkapkan kalau dirinya telah menjadi pengguna aplikasi tersebut selama satu tahun dan tidak pernah ada kendala.

"Pun menyinggung masalah digitalisasi untuk Pertamina ini, sudah 85% SPBU kita sudah terdigitalisasi dan menerapkan transaksi lewat MyPertamina," ujar Irto.

Dia juga menjelaskan kalau penggunaan MyPertamina untuk para konsumen BBM subsidi lebih diperuntukkan dalam membuat database sehingga nantinya dapat mempermudah verifikasi konsumen yang berhak mengakses BBM subsidi tersebut.

"Setelah nama masuk dan verifikasi, nanti pemerintah, dalam hal ini BPH Migas, verifikasi apakah itu orang yang berhak atau tidak. Dalam artian ketika datanya sudah clean nama orang, nomor polisi, alamat dll," tambahnya.

Irto juga menambahkan kalau konsumen bisa melakukan pembayaran lewat MyPertamina untuk mempercepat transaksi. Dengan begitu, secara otomatis data yang sudah teregistrasi sebelumnya akan langsung masuk apakah berhak untuk mengakses BBM subsidi atau tidak.

"Dari situ, secara otomatis akan tercek. Kalau ga punya handphone, it's okay. Tapi kita tetap buka peluang itu, ketika nomornya sudah masuk sistem, nanti bisa diverifikasi oleh SPBU tersebut," ujar Irto.

"Nanti dimasukin nomor polisinya, di situlah fungsi digitalisasi. Bayarnya nggak pak Pertamina. Its two different things," tambahnya.

Sebelumnya, pemerintah telah menetapkan Pertalite sebagai Jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) Khusus Penugasan (JBKP), menggantikan Premium. Hal itu tertuang dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 37.K/HK.02/MEM.M/2022 tentang Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan yang diteken tanggal 10 Maret 2022.

Pemerintah, dalam hal ini Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) sedang dalam tahap menyusun petunjuk teknis dari agar penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertalite bisa tepat sasaran.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Pertamina Pastikan Stok BBM Aman Selama Masa Lebaran 2025"
[Gambas:Video 20detik]
(zlf/zlf)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads