Senator Amerika Serikat (AS) dari Demokrat Ron Wyden sedang menyusun pajak tambahan untuk industri minyak. Hal ini guna mengendalikan keuntungan yang meroket pada saat harga BBM berada pada rekor tertinggi.
Wyden yang memimpin Komite Keuangan Senat mengenakan pajak tambahan 21% atas kelebihan keuntungan perusahaan minyak dan gas yang menghasilkan pendapatan lebih dari US$ 1 miliar atau Rp 14,6 triliun (kurs Rp 14.600).
"Kode pajak kami yang rusak berfungsi untuk Big Oil," kata Wyden dikutip dari CNN, Rabu (15/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Proposal yang sebelumnya dilaporkan Bloomberg, juga menyerukan pajak cukai 25% untuk pembelian kembali saham dan akan menutup celah laporan keuangan pada persediaan yang menurut para kritikus memungkinkan perusahaan minyak untuk mengecilkan keuntungan mereka dan menunda pajak tanpa batas.
"Proposal yang saya kembangkan akan menggandakan tarif pajak perusahaan atas keuntungan berlebih perusahaan, menghilangkan pembelian kembali yang mengerikan, dan mengurangi trik akuntansi," tutur Wyden.
Langkah seperti itu bisa menjadi populer mengingat keuntungan perusahaan minyak melonjak dan harga BBM berada pada rekor tertinggi.
Di sisi lain, ada risiko bahwa pengenaan pajak tambahan pada industri minyak akan menjadi bumerang dengan menekan investasi pada saat perusahaan perlu mengeluarkannya untuk proyek pengeboran baru yang mahal demi memenuhi permintaan.
"Para pembuat kebijakan harus fokus pada peningkatan pasokan energi dan pengurangan biaya bagi orang Amerika," kata Wakil Presiden Senior Urusan Kebijakan, Frank Macchiarola.
Lihat juga video 'Joe Biden Abaikan Peringatan Buruk Elon Musk Soal Ekonomi AS':
Gedung Putih setuju tambah pajak? Cek halaman berikutnya.