Kena 3 Pukulan Telak Bikin Harga Gas Eropa Melambung

Kena 3 Pukulan Telak Bikin Harga Gas Eropa Melambung

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 16 Jun 2022 10:11 WIB
Ketegangan Rusia dan negara-negara Eropa imbas perang di Ukraina berbuntut panjang. Rusia balas sanksi ekonomi dengan setop pasokan gas ke sejumlah negara Eropa
Foto: REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo
Jakarta -

Dalam 48 jam pasokan gas alam Eropa telah mengalami tiga kali pukulan. Hal ini menyebabkan harganya meroket hingga 42% sejak awal minggu ini.

Problematika pasokan gas Eropa masih terus berlanjut. Raksasa energi Italia ENI mengatakan, Gazprom, produsen gas negara Rusia, akan memangkas pasokannya sebesar 15%.

"Tidak tahu alasannya," kata juru bicara ENI dilansir melalui CNN Business, Rabu (15/06/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berita itu muncul pada hari yang sama saat Gazprom mengatakan akan memotong aliran melalui pipa Nord Stream 1, arteri utama yang menghubungkan gas Rusia ke Jerman, untuk kedua kalinya dalam dua hari. Ditambah lagi, produsen gas alam cair (LNG) utama di Amerika Serikat dikabarkan akan tetap offline hingga September.

Tiga 'pukulan' yang dialami pasokan gas alam Eropa itu dimulai hari Selasa (14/06/2022), saat Gazprom mengatakan akan mengurangi pengiriman gas melalui Nord Stream 1 sebesar 40% karena Siemens Energy telah menunda kembalinya turbin yang diperlukan untuk melakukan perbaikan pada pipa. Kemudian, pada hari Rabu, Gazprom mengatakan akan memangkas sepertiganya lagi menjadi 67 juta meter kubik mulai Kamis.

ADVERTISEMENT

Di sisi lain, Siemens telah membawa turbin tersebut ke salah satu pabriknya di Kanada untuk pemeliharaan. Dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa, Siemens mengatakan tidak mungkin untuk mengembalikan peralatan ke Rusia karena sanksi yang dijatuhkan Kanada pada negara itu atas invasinya ke Ukraina.

Karena hal tersebut, harga gas berjangka Eropa melonjak lebih dari 20% pada Rabu sore hingga mencapai €120 (Rp 1,85 juta) per megawatt hour (MWh), menurut data dari Intercontinental Exchange, meskipun sejak saat itu harga sempat sedikit turun sekitar €113 (Rp 1,74 juta) per MWh (kurs Rp 15.378,65).

Lihat juga video 'Inflasi di Inggris Melonjak 9%, Tertinggi Sejak 1982':

[Gambas:Video 20detik]



Bersambung ke halaman selanjutnya.

Menteri Ekonomi Jerman, Robert Habeck mengatakan keputusan Gazprom tersebut adalah secara politis dan tidak dapat dibenarkan secara teknis.

"Bagaimana ini akan mempengaruhi pasar gas Eropa dan Jerman, kita harus menunggu dan melihat," katanya pada konferensi pers Rabu, dilansir melalui CNN Business.

Tidak berhenti sampai disitu, Habeck mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Gazprom sengaja 'mengganggu gerobak apel'.

"Laporan saat ini dengan jelas menunjukkan bahwa pembenaran yang diberikan oleh pihak Rusia hanyalah sebuah dalih. Ini jelas merupakan strategi untuk meresahkan dan menaikkan harga," ujarnya.

Dalam menghadapi kondisi ini, Eropa telah mencoba untuk mengurangi impor gas alam Rusia sejak Rusia menginvasi Ukraina pada akhir Februari. Hal ini dilakukan dengan menetapkan target untuk mengurangi konsumsi gas Rusia hingga dua pertiganya pada akhir tahun, dan meningkatkan impor LNG sebagai penggantinya.

Akan tetapi, produsen utamanya yakni Freeport LNG mengatakan akan menutup fasilitasnya di Texas selama 90 hari setelah kebakaran terjadi minggu lalu, dan hanya akan beroperasi sebagian sampai akhir tahun ini.
Di sisi lain, dalam beberapa pekan terakhir, Gazprom telah memutus pasokan gas ke Polandia, Bulgaria dan Finlandia, dan ke perusahaan energi di Denmark, Jerman dan Belanda, karena penolakan mereka untuk membayar dalam rubel.

Meski begitu, beberapa perusahaan Eropa, termasuk ENI, telah mencoba mencari solusi. Perusahaan itu mengatakan pada bulan lalu bahwa mereka telah memulai proses pembukaan dua akun dengan Gazprombank, satu dalam euro dan satu lagi dalam rubel.


Hide Ads