Sektor Industri Dinilai Mampu Percepat Target Zero Emisi

Sektor Industri Dinilai Mampu Percepat Target Zero Emisi

Dea Duta Aulia - detikFinance
Rabu, 22 Jun 2022 22:16 WIB
ANLONG, CHINA - JUNE 21, 2022 - An aerial photo taken on June 21, 2022 shows a photovoltaic power station in Xinjie Village, Puping Town, Anlong County, Buyi and Miao Autonomous Prefecture of Qiannan, Southwest Chinas Guizhou Province. In recent years, Guizhou province has taken advantage of barren hillsides to develop photovoltaic power stations and promote the construction of green and clean energy. (Photo credit should read CFOTO/Future Publishing via Getty Images)
Foto: CFOTO/Future Publishing via Getty Images
Jakarta -

Indonesia tengah berupaya agar transisi energi dapat berjalan mulus. Deputy Chair TF ESC B20 (Task Force Energy, Sustainability & Climate B20) sekaligus Managing Director Jababeka Infrastruktur Agung Wicaksono menilai untuk mewujudkan zero emisi maka salah satu langkahnya bisa dimulai dari sektor industri.

"Penyediaan energi terbarukan untuk perusahaan di kawasan industri yang memiliki demand yang besar akan dapat berkontribusi dalam mencapai target transisi energi," katanya dalam keterangan tertulis, Rabu (22/6/2022).

Hal itu dikatakan dalam forum dialog The Energy Transition In Growth Markets, pada Selasa (21/6/2022). Acara yang berlangsung secara hybrid ini membahas mengenai tantangan masa depan industri energi di era mengedepankan sumber energi rendah emisi untuk menjaga kelestarian lingkungan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, forum ini merupakan bagian dari Task Force Energy, Sustainability & Climate (ESC) dan Task Force Future of Work and Education berkolaborasi dengan Accenture International Utilities and Energy Conference yang berlangsung dari 21-23 Juni 2022 di Roma, Italia.

Lebih lanjut Agung mengungkapkan kolaborasi antar perusahaan harus dilakukan baik di dalam negeri atau luar negeri. Dengan adanya kerja antar perusahaan global maka bisa menghasilkan business action yang berkontribusi terhadap target transisi energi.

ADVERTISEMENT

"Side event B20 di Roma, Italia ini adalah sebuah bentuk kerja sama global yang diselenggarakan Accenture sebagai salah satu Co-Chair B20 Taskforce in Energy, Sustainability and Climate (ESC) dengan menghadirkan B20 Indonesia baik dari Taskforce ESC maupun Taskforce Future of Work and Education," kata Agung.

Ia menekankan pentingnya transisi energi dan peran penting Task Force ESC B20 dalam mencapai prioritas transisi energi terutama untuk mencapai net zero emission.

"Keberlanjutan perubahan iklim adalah sesuatu yang harus kita perjuangkan untuk masa depan. Untuk itu, TF ESC saat ini telah menyusun rekomendasi kebijakan yang berfokus kepada 3 rekomendasi dengan 12 tindakan kebijakan yang menyerukan kerja sama global," ujarnya.

Baca Selengkapnya

Adapun tiga kebijakan tersebut meliputi pertama, mempercepat transisi ke penggunaan energi berkelanjutan dengan mengurangi intensitas karbon. Kedua, memastikan transisi yang adil, teratur, dan terjangkau ke penggunaan energi yang berkelanjutan. Ketiga, meningkatkan ketahanan energi sehingga konsumen dapat mengakses serta mengkonsumsi energi bersih dan modern.

"Kami sedang bekerja keras untuk memastikan adanya keselarasan antara target kinerja yang telah ditetapkan B20 Italia tahun lalu dan target kinerja kami tahun ini agar ada keberlanjutannya," katanya.

Agar proses transisi tersebut bisa berjalan sesuai dengan koridor yang telah ditentukan, maka pembiayaan ke negara-negara berkembang harus diperhitungkan. Oleh karena itu pentingnya merumuskan cara bagaimana mengintegrasikan keuntungan dari penetapan harga karbon ke pembiayaan transisi energi.

"Selain itu, pada transisi energi kita juga harus memikirkan aspek keamanan dan ketersediaan energi dunia. Artinya, pada saat yang sama kami memastikan bahwa selain bergerak menuju energi yang lebih hijau, pada saat yang sama kami juga memastikan bahwa setiap orang mendapatkan akses ke energi bersih dan modern," katanya.

Sementara itu, Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid menyampaikan sektor industri energi dan utilitas sedang menghadapi tantangan yang cukup berat. Oleh karena itu kolaborasi perlu dijalankan agar bisa maju bersama demi menjaga kelestarian lingkungan.

"Transisi energi yang lebih hijau bukan berarti menghentikan profit bagi perusahaan. Justru, langkah perusahaan yang beralih ke energi bersih akan membuat nilai lebih bagi brand dan konsumen menjadi lebih percaya serta memberikan nilai positif karena melihat komitmen pelaku bisnis bagi dunia yang lebih lestari," kata Arsjad.

Hal serupa turut diungkapkan oleh Ketua Penyelenggara B20 Indonesia Shinta Kamdani. Ia menilai transisi energi harus dipersiapkan secara matang agar tidak menjadi beban. Persiapan pun bisa dimulai dari mitigasi biaya yang dibutuhkan serta dampak dari hal tersebut.

Tanpa didukung dengan biaya besar, maka transisi energi yang terjadi di negara berkembang tidak akan berjalan maksimal.

"Transisi energi ini tentunya membutuhkan dukungan pendanaan yang besar. Negara-negara G20 yang berkontribusi 80% perekonomian dunia, diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap proses transisi ini. Ada beberapa prioritas utama yang mesti dikedepankan dalam transisi energi ini seperti aksesibilitas, teknologi, dan pendanaan," tutup Shinta.


Hide Ads