Sri Lanka Bangkrut, Sekolah Ditutup Hingga Konsumsi BBM Dibatasi

Sri Lanka Bangkrut, Sekolah Ditutup Hingga Konsumsi BBM Dibatasi

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Rabu, 29 Jun 2022 15:01 WIB
Motorists queue along a street to buy fuel from Lanka IOC fuel station in Colombo on May 24, 2022. - Cash-strapped Sri Lanka sharply hiked fuel prices to a record high on May 24, causing further pain to the countrys 22 million people in its worst crisis since independence. (Photo by Ishara S. KODIKARA / AFP) (Photo by ISHARA S. KODIKARA/AFP via Getty Images)
Foto: Ishara S. Kodikara/AFP via Getty Images
Jakarta -

Sri Lanka tengah dilanda kebangkrutan. Negara ini terjerat krisis ekonomi yang begitu dahsyat hingga kondisinya jauh lebih suram dari sekadar kekurangan bahan bakar minyak (BBM), gas, listrik, dan makanan.

Negara kepulauan ini dikabarkan akan menutup fasilitas sekolah dan hanya mengizinkan pasokan bahan bakar untuk layanan yang dianggap penting seperti kesehatan, kereta api dan bus selama dua minggu mulai Selasa, kata seorang menteri, dilansir melalui Reuters, Senin (27/06/2022).

Informasi tersebut didukung oleh pernyataan dari Juru Bicara Kabinet Pemerintah, Bandula Gunewardena mengatakan Sri Lanka akan mengeluarkan bahan bakar hanya untuk kereta api dan bus, layanan medis dan kendaraan yang mengangkut makanan mulai Selasa hingga 10 Juli mendatang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak berhenti sampai di situ, Gunewardena juga mengatakan, sekolah di daerah perkotaan akan ditutup dan semua orang didesak untuk bekerja dari rumah. Pun layanan bus antar provinsi akan dibatasi.

Di sisi lain, pembatasan akses bahan bakar ini tentunya memberikan dampak yang besar terhadap para pengemudi transportasi umum. Pengemudi becak otomatis W.D. Shelton, mengatakan dia telah mengantre selama empat hari untuk mendapatkan bahan bakar.

ADVERTISEMENT

"Saya belum tidur atau makan dengan benar selama ini," katanya. "Kami tidak dapat menghasilkan uang, kami tidak dapat memberi makan keluarga kami," tuturnya.

Sebagai tambahan informasi, krisis besar yang menimpa Sri Lanka ini membuat sebagian besar masyarakat, yang berasal dari berbagai kalangan, mencoba untuk pergi meninggalkan negara mereka ini.

Pada Senin dini hari, angkatan laut setempat menangkap 54 orang mencoba pergi dengan perahu di lepas pantai timur, kata seorang juru bicara.

TIdak berhenti sampai di situ, kakak laki-laki Presiden Gotabaya Rajapaksa mengundurkan diri sebagai perdana menteri pada bulan lalu, setelah terjadi bentrokan antara pengunjuk rasa pro dan anti-pemerintah berubah menjadi kekerasan di seluruh negeri yang menewaskan sembilan orang dan melukai sekitar 300 orang.

"Negara ini telah runtuh sepenuhnya karena kekurangan bahan bakar," katanya dalam sebuah pernyataan video. "Pemerintah telah membohongi rakyat berulang kali dan tidak memiliki rencana untuk melangkah maju," tambahnya.




(zlf/zlf)

Hide Ads